Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BUMN Diimbau Gunakan Pembiayaan Syariah untuk Proyek Infrastruktur

Direktur Operasional dan Unit Usaha Syariah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) Hanawijaya mengatakan produk syariah cukup fit dengan kebutuhan infrastruktur.
Proyek pembangunan jalan tol./Antara
Proyek pembangunan jalan tol./Antara
Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Operasional dan Unit Usaha Syariah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) Hanawijaya mengatakan produk syariah cukup fit dengan kebutuhan infrastruktur. 
 
"Saat ini kami telah memiliki akad yang dapat digunakan untuk proyek infrastruktur, termasuk kami siap membiayai refinancing atas talangan pembebasan lahan tol," katanya kepada Bisnis, Minggu (9/4) malam. 
 
Diakuinya masih ada sejumlah masalah yang dihadapi perbankan syariah, mulai dari pengetahuan bankir yang belum terbiasa dengan pembiayaan infrastruktur, faktor BMPK yang masih kecil dibandingkan dengan kebutuhan pembiayaan, hingga kurangnya kepercayaan dari perusahaan pemilik proyek infrastruktur. 
 
Dia menuturkan perbankan syariah memiliki sejumlah kelebihan. Misalnya, adanya produk ijarah untuk alat-alat berat. Dari aspek service, perbankan syariah juga diklaim tidak kalah dengan bank konvensional besar untuk melayani debitur infrastruktur. 
 
Terkait pembiayaan jangka panjang, perbankan syariah juga mendapat dukungan dana-dana haji dari kementerian agama sehingga dapat memberikan pembiayaan bertenor hingga 15 tahun. 
 
"Terkait pricing, memang masih menjadi kendala karena komposisi dana mahal kami masih di atas 60%. Namun dengan strategi mixed funding dan mixed financing yang baik, kami saat ini bisa memberikan pricing yang competitive dibandingkan yang ditawarkan bank-bank konvensional," paparnya. 
 
Hanawijaya menekankan strategi yang dilakukan yakni menjalin sinergi antara 17 unit usaha syariah bank pembangunan daerah yang ada di Indonesia untuk membangun desk khusus syariah, baik dalam pengembangan produk maupun pembiayaan sindikasi infrastuktur. 
 
Oleh karena itu, dia menghimbau agar badan usaha milik negara juga memberikan sebagian kebutuhan dananya kepada bank-bank syariah khususnya UUS BPD. 
 
"Apabila satu UUS BPD berkontribusi Rp100 miliar, kami bisa membiayai proyek infrastruktur sebesar Rp1,7 triliun. Kami menjamin service level agreement kami dapat lebih baik dari bank konven bila BUMN memberikan kepercayaan kepada UUS BPD."
 
UUS Bank Jateng terlibat dalam sejumlah sindikasi proyek infrastruktur, mulai dari bidang energi listrik, jalan tol, dan perkeretaapian. Pada tahun ini, total sindikasi yang sudah dalam pipeline bank Jateng syariah sebesar Rp1,7 triliun untuk infrastruktur. Jumlah itu 53% dari target pembiayaan syariah sebesar Rp3,2 triliun. 
 
Pada tahun lalu Bank Jateng lewat unit usaha syariahnya telah membiayai proyek pembangunan jalan tol Soreang di Jawa Barat. Dari total sindikasi senilai Rp850 miliar, Bank Jateng memberikan porsi dukungan sebesar Rp200 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper