Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terkait Rusia, Ini Penjelasan Trump

Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump mengaku dapat bersikap lunak terhadap Rusia, apabila negara tersebut memberikan keuntungan bagi Paman Sam
Donald Trump./.Reuters
Donald Trump./.Reuters

 

Bisnis.com, WASHINGTON—Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump mengaku dapat bersikap lunak terhadap Rusia, apabila negara tersebut memberikan keuntungan bagi Paman Sam

Dalam wawancaranya dengan Wall Street Journal pada Jumat (13/1/2017) waktu setempat, dia menyatakan akan tetap mempertahankan sanksi terhadap Rusia, yang dikenakan pada Desember 2016. Sanksi tersebut diberikan oleh Barack Obama setelah Moskow diduga melakukan serangan cyber ke AS.

Namun, dia mengaskan bahwa sanksi tersebut bisa saja dicabut dalam waktu dekat apabila musuh klasik AS itu menunjukkan sikap yang lebih baik.

“Jika Rusia benar-benar bisa membantu dan bisa bergaul secara positif dengan kita, mengapa kita harus memberikan sanksi kepada mereka, yang berpotensi melakukan halhal besar dan positif bagi AS,” katanya, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (14/1/2017).

Dia menegaskan akan memperkuat hubungand dengan Rusia jika Moskow mampu membuktikan dapat membantu AS memerangi terorisme dan mencapai tujuan-tujuan  penting lain untuk Washington.

Trump pun menyataka siap bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin seusai dirinya dilantik pada 20 Januari mendatang.   "Saya mengerti bahwa mereka ingin bertemu, dan saya yakin mereka akan bersikap baik-baik saja dengan saya."

Sementara itu, sikap sebaliknya justru ditunjukkan oleh calon Menteri Pertahanan James Mattis dan calon Menteri Luar Negeri Rex Tillerson  yang dipilih oleh Trump.

Mattis dalam pidatonya di hadapan Senat AS, menuding Rusia sedang berusaha memecah belah NATO. Bersama dengan China, Negeri Beruang Merah itu adalah ancaman utama keamanan masyarakat global setelah Perang Dunia II berakhir.

Di sisi lain, Tillerson juga menyatakan akan mengambil sikap yang tegas dan cenderung keras kepada Rusia. Padahal, Mantan CEO ExxonMobil ini dikenal memiliki kedekatan dengan Rusia.

Dia pertama kali bertemu dengan Vldimir Putin pada 1999 dan mendapat penghargaan Order of Firendship dari Kremlin pada 2013. Di bawahnya Exxon memiliki hak pengeboran lebih banyak di Rusia dibanding AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper