Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KA BARANG: Hapus PPN Saja Tak Cukup Dongkrak Daya Saing

Supply Chain Indonesia menilai penghapusan pajak pertambahan nilai itu tidak cukup untuk membuat angkutan barang berbasis kereta api lebih kompetitif dan meningkatkan penggunaan kereta api.
PT KAI Divre III menggenjot usaha angkutan batu bara dengan menggandeng PT Gumay Prima Energi (PGE), anak usaha PT Royaltama Mulya Kencana (RMK)./Istimewa
PT KAI Divre III menggenjot usaha angkutan batu bara dengan menggandeng PT Gumay Prima Energi (PGE), anak usaha PT Royaltama Mulya Kencana (RMK)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA—Supply Chain Indonesia menilai penghapusan pajak pertambahan nilai (PPn) saja tidak cukup untuk membuat angkutan barang berbasis kereta api lebih kompetitif dan meningkatkan penggunaan kereta api.

Chairman Supply Chain Indonesia Setijadi mengungkapkan penghapusan pajak pertambahan nilai (PPN) terhadap angkutan barang berbasis kereta api akan membuat biaya angkut dengan moda transportasi berbasis rel tersebut lebih kompetitif.

Dia mengungkapkan penghapusan PPN tersebut bisa menjadi salah satu cara mendorong peningkatan penggunaan kereta api untuk pengangkutan barang.

“Namun, masih diperlukan beberapa upaya lain. Penggunaan KA hanya dari stasiun ke stasiun [poin-to-point] dan harus menggunakan feeder [Misalnya trucking],” kata Setijadi, Jakarta, Rabu (7/12/2016).

Dia menambahkan pemilik barang akan memperhitungkan keseluruhan biaya dan waktu pengangkutan dari lokasi keberangkatan sampai ke lokasi tujuan (door-to-door) dalam mengirimkan barang-barang miliknya.

Oleh karena itu, paparnya, operator kereta api perlu melakukan integrasi agar pengangkutan barang dengan kereta api bisa door-to-door. Dia mengungkapkan, operator KA bisa bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan truk.

Operator kereta api barang juga perlu menambah gerbong dalam satu rangkaian untuk efisiensi. Kapasitas kereta api barang sekitar 600 ton--960 ton masih belum maksimal. “Karena keterbatasan area stasiun atau persilangan antara jalan masuk ke stasiun dan lalu lintas jalan,” katanya.

Kemudian, dia melanjutkan operator kereta api barang juga perlu meningkatkan manajemen dan fasilitas untuk pengelolaan barang di stasiun, seperti gudang, lapangan penumpukan, dan peralatan bongkar muat yang memadai.

Pemerintah, paparnya, juga bisa memberikan dukungan berupa peningkatan aksesibilitas antara stasiun dan titik asal atau tujuan seperti kawasan industri dan pelabuhan guna meningkatkan penggunaan kereta api dalam mengangkut barang.

Efisiensi pengiriman barang, dia mengatakan, akan tercapai dengan moda transportasi kereta api untuk jarak 500-1.500 kilometer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yudi Supriyanto
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper