Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2017, Saraswanti Group Bakal Pasok Pupuk NPK 400.000 Ton

Produsen pupuk Saraswanti Group tahun depan bakal memasok pupuk NPK mencapai 400.000 ton/tahun sejalan dengan rampungnya pembangunan pabrik baru di Kalimantan Tengah.
Ilustrasi pupuk NPK/Antara-Ekho Ardiyanto
Ilustrasi pupuk NPK/Antara-Ekho Ardiyanto

Bisnis.com, SURABAYA – Produsen pupuk Saraswanti Group tahun depan bakal memasok pupuk NPK mencapai 400.000 ton/tahun sejalan dengan rampungnya pembangunan pabrik baru di Kalimantan Tengah.

Direktur Utama Saraswanti Hari Hardono mengatakan permintaan pasar pupuk untuk tahun ini sudah lebih bergairah di tengah kondisi tekanan ekonomi. Hingga akhir tahun ini pun, Saraswanti memproyeksikan kinerjanya bisa tumbuh 10% dibandingkan dengan tahun lalu.

“Kalau tahun ini bisa tumbuh 10%, harapannya pada tahun depan bisa di atas 10%,” katanya di sela-sela acara Seminar Outlook 2017 Bisnis Indonesia Perwakilan Jawa Timur, Senin (5/12/2016).

Dia mamaparkan dengan bertambahnya pabrik baru di Kalimantan Tengah tersebut, Saraswanti memiliki total 5 pabrik, yang 2 di antaranya ada di Sumatra Utara berkapaitas total 160.000 ton/tahun untuk kebutuhan kebun kelapa sawit dan 2 pabrik di Jawa Timur.

“Total kapasitas dari pabrik yang sudah beroperasi saat ini mencapai 320.000 ton pupuk NPK. Untuk pabrik baru progres pembangunannya sudah 80%. Harapannya Februari 2017 sudah bisa beroperasi,” jelasnya.

Dia menjelaskan pupuk Saraswanti sendiri memproduksi pupuk yang berbahan baku dari urea yang dicairkan. Selama ini bahan baku pupuk Saraswanti sudah mampu dipenuhi oleh produksi urea dalam negeri.

“Namun tergantung juga harga bahan baku, ketika harga bahan baku dalam negeri mahal, kami ambil dari impor. Kalau hampir sama atau selisih sedikit, ya kami tetap ambil bahan baku dari dalam negeri,” imbuhnya.

Hari menambahkan kebutuhan pupuk akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan pangan, kondisi tersebut tidak saja menjadi peran perusahaan pupuk, tetapi juga perlu dukungan dari pemerintah. Dia mencontohkan salah satunya adalah soal perizinan investasi untuk membangun pabrik yang hingga saat ini dinilai masih sulit.

“Pemerintah sudah membuat banyak paket kebijakan ekonomi, salah satunya soal sertifikasi tanah, tetapi di banyak provinsi masalah tanah ini masih sangat ruwet, pengurusannya bisa 3-4 tahun, mau buat pabrik pupuk saja susah, tapi di Jatim menurut saya sudah relatif lebih baik,” jelasnya.

Dia berharap soal kemudahan investasi di daerah-daerah harus diperbaiki. Menurutnya, sebuah optimisme akan menjadi percuma ketika kenyataan dunia usaha masih dipersulit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper