Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PLN Diminta Fokus Pada Target 35.000 MW

Anggota Komisi VII DPR-RI Falah Amru mengingatkan PT PLN (Persero) untuk lebih fokus pada target 35.000 MW yang ditetapkan pemerintah, termasuk target pemerataan transmisi listrik di seluruh Indonesia.
Petugas PLN/Ilustrasi
Petugas PLN/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA -  Anggota Komisi VII DPR-RI Falah Amru mengingatkan PT PLN (Persero) untuk lebih fokus pada target 35.000 MW yang ditetapkan pemerintah, termasuk target pemerataan transmisi listrik di seluruh Indonesia.

"PLN harus lebih fokus, karena belum tuntasnya masalah transmisi menjadi kendala di sektor kelistrikan. Jika ini sudah tertangani maka PLN baru bisa melirik bisnis lain," kata Falah Amru, dalam siaran pers di Jakarta, Senin (14/11/2016).

Menurut Falah, gagalnya target 10,000 MW di masa pemerintahan sebelumnya harus menjadi pelajaran bagi PLN untuk melangkah lebih hati-hati.

"Di sini PLN memang harus bekerja keras. Untuk melaksanakan ini semua, selain merangkul kalangan swasta terpercaya, PLN juga harus dibantu Pemprov, Pemkot dan Pemkab seluruh Indonesia," tegas Falah.

Aggota DPR dari Fraksi PDIP itu menghitung bahwa jika pemerintah Presiden Jokowi menargetkan pembangunan transmisi 35.000 MW sepanjang 46.597 km, maka tahun kelima punya peluang tercapai.

Ia menyoroti klaim pihak PLN yang menyebut saat ini sudah mencapai angka sekitar 40 persen dari target 35.000 MW. Dengan begitu maka hitungannya 2 tahun adalah 30 persen, maka 4 tahun bisa 60 persen dan tahun kelima bisa 80 persen bahkan mencapai 100 persen.

"Dengan catatan PLN benar-benar fokus karena ini menjadi yang terpenting buat PLN bukan bisnis lain," tegasnya.

Dihubungi terpisah, Pengamat energi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Berly Martawardaya menyebut bahwa target 35.000 MW menjadi tantangan berat buat PLN.

Untuk itu pemerintah harus membantu pendanaan, karena pembangunan jaringan di pulau-pulau terpencil memerlukan dana yang besar.

Kendala terberat PLN adalah pengadaan tanah, apalagi saluran listrik tegangan tinggi (Sutet) butuh tanah yang cukup lebar. "Kondisi pertanahan pencatatannya belum rapi. Dibutuhkan bantuan pemerintah pusat hingga pemerintah daerah, termasuk pendekatan sosiologis dan psikologis untuk mengatasi kendala tersebut," tutur Berly.

Karena itu ia sependapat PLN harus fokus, sebab untuk mencapai target yang besar PLN harus punya target-target pendukung, seperti pembayaran proyek dipercepat, tender proyek terbuka sehingga peminat (investor) banyak, administrasi di PLN yang lebih rapih.

Seperti diketahui, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan meminta PLN fokus membangun jaringan transmisi listrik ketimbang mengembangkan panas bumi (geothermal). Hal itu terkait rencana PLN membeli sebagian saham PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).

Menanggapi hal itu, Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan, hingga kini belum ada keputusan resmi dari Kementerian BUMN soal jadi tidaknya membeli saham PGE. Pasalnya, instansi yang mewakili pemerintah sebagai pemegang saham PLN tersebut masih terus mengkaji efisiensi dari rencana akusisi tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper