Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2016, Perputaran Uang di Sektor Logistik Diperkirakan Rp2.433 T

Pelaku usaha jasa kurir dan logistik harus segera menyusun strategi dengan pebisnis e-commerce menghadapi kenaikan pangsa pasar e-commerce sekitar US$130 juta sampai 2020 yang berimbas pada peningkatan pasar logistik mencapai Rp2.433 triliun.
Aktivitas logistik di pelabuhan/Ilustrasi
Aktivitas logistik di pelabuhan/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku usaha jasa kurir dan logistik harus segera menyusun strategi dengan pebisnis e-commerce menghadapi kenaikan pangsa pasar e-commerce sekitar US$130 juta sampai 2020 yang berimbas pada peningkatan pasar logistik mencapai Rp2.433 triliun.

Syarifuddin, Direktur Eksekutif DPP Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) menyatakan sesuai data dari Frost and Sullivan, terkait Proyeksi Pasar Transportasi dan Logistik Indonesia pada 2011-2016 pasar logistik di Indonesia akan melesat.

“Diproyeksikan sampai 2016, [perputaran uang di pasar logistik] sekitar Rp2.443 triliun. Ini mencakup pengiriman e-commerce, ekspres, dan paket logistik,” kata Syarifuddin di Hotel Mulia, Rabu (2/11/2016).

Dia menyebutkan antarpelaku usaha harus menciptakan koneksi agar memudahkan industri logistik semakin maju. Oleh sebab itu dibutuhkan platform yang mampu memayungi semua jasa industri terkait dalam e-commerce.

Budhi Wibawa, CEO CBNCloud, menyatakan tingginya persaingan industri e-commerce akan memberikan stimulus untuk mengakomodasi keperluan pelaku usaha. Oleh sebab itu, CBNCloud akan mendemonstrasikan kapasitas cloud infrastructure untuk menunjang bisnis e-commerce.

Kami berharap klien kami dapat mengakui kelebihan CBNCloud untuk industri platform e-commerce mereka,” jelas Budhi.

Chief Executive Officer SingEx Holdings Aloysius Arlando menyatakan perkembangan pasar e-commerce dan jasa logistik membutuhkan sebuah end-to-end solution. Dia berharap, antarpelaku usaha bisa melakukan aktivitas business matching dan bekerja sama menyusun pola bisnis yang ideal.

“Kami mengantisipasi dengan pertumbuhan populasi kelas menengah di Indonesia, pesatnya penetrasi dalam belanja online dan antisipasi dalam perubahan perundang-undangan yang mempercepat perkembangan dalam pembangunan industri e-commerce,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper