Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KSO Area Trembul Ditarget Berproduksi Juli 2017

Kerja sama operasi (KSO) Area Trembul, Kabupaten Blora, Jawa Tengah ditarget mulai memproduksi minyak pada Juli 2017.
Kilang minyak di Cilacap, Jawa Tengah/Antara-Idhad Zakaria
Kilang minyak di Cilacap, Jawa Tengah/Antara-Idhad Zakaria

Bisnis.com, JAKARTA - Kerja sama operasi (KSO) Area Trembul, Kabupaten Blora, Jawa Tengah ditarget mulai memproduksi minyak pada Juli 2017.

PT Sarana GSS Trembul merupakan perusahaan patungan yang dibentuk GSS Energy Limited, perusahaan asal Singapura dan PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah, Badan Usaha Milik Daerah pemerintah Jawa Tengah. Perusahaan tersebut yang akan mengelola Area Trembul bekerja sama dengan PT Pertamina EP.

Direktur Utama PT Sarana GSS Trembul Bambang Mulyadi mengatakan, pada tahun pertama, katanya, perusahaan harus menginvestasikan dana senilai US$7,8 juta.

Selain itu, perusahaan sebagai subkontraktor rencananya akan melakukan kegiatan pengeboran empat sumur baru, seismik 3D juga studi lapisan subsurface. Sumur pertama direncanakan mulai dibor pada Juni 2017 dan mulai berproduksi pada Juli 2017. 

"Sumur pertama direncanakan mulai dibor pada Juni 2017 dan berproduksi sebulan kemudian," ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (2/11/2016).

Menurutnya, Area Trembul sudah pasti memiliki cadangan minyak. Adapun, cadangan minyak yang terdapat di area tersebut sebesar 40,1 juta barel. Area Trembul, katanya, merupakan wilayah warisan era kolonial yang pernah berproduksi sejak 1917 hingga 1942.

Dari data yang diperoleh, kegiatan pada era itu baru mengangkat 370.000 barel di antaranya. 

Dia memperkirakan produksi di tahap awal sebesar 200 barel per hari (bph) untuk setiap sumur yang dibor.

Kegiatan di Area Trembul, katanya, tak akan menyentuh sumur tua di sana. Padahal, di area seluas 47,6 kilometer persegi itu terdapat 24 sumur tua dengan tiga sumur di antaranya yang masih terdapat fondasi rig.

Bambang menilai keberadaan sumur tua menandakan masih terdapat harapan bahwa di sekitar sumur tersebut mengandung minyak dan gas yang belum tereksploitasi.

"Produksinya 200 bph untuk setiap sumur," katanya.

Pengembangan minyak dengan skema seperti ini, katanya, masih potensial. Terutama, beberapa wilayah di sekitar Blok Cepu seperti Kedinding di daerah Blora. Pola pengelolaan KSO pun, katanya, telah dilakukan di daerah lain seperti di Jambi yang dilakukan Ramba Energy. 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper