Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DIRUT PLN: Proyek 35.000 Megawatt Sesuai Target

Direktur Utama PT PLN Sofyan Basyir mengklaim proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt masih sesuai target.
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Dirut PLN Sofyan Basyir bersiap memberikan arahan kepada jajaran manajemen Perusahaan Listrik Negara (PLN), Jakarta, Selasa (7/4)./Antara-Yudhi Mahatma
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Dirut PLN Sofyan Basyir bersiap memberikan arahan kepada jajaran manajemen Perusahaan Listrik Negara (PLN), Jakarta, Selasa (7/4)./Antara-Yudhi Mahatma

Bisnis.com, JAKARTA -  Direktur Utama PT PLN Sofyan Basyir mengklaim proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt masih sesuai target.

"Masih, masih (sesuai target) makanya kalau nanya ke Dirut PLN bukan ke yang lain," kata Sofyan setelah rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan jika sejumlah proyek terkait pembangkit listrik belum mencapai tahap COD (commercial operational date) karena memang masih dalam proses.

Namun, ia menegaskan sebagian proyek yang ditangani investor Tiongkok sudah berjalan karena memang tidak memerlukan "financial closed".

"Proyek yang Jepang juga ada beberapa yang sudah jalan tanpa 'financial closed'," katanya.

Ia membantah jika proyek pembangkit listrik tersebut tidak mencapai target yang diinginkan.

"Sudah hampir 40 persenan, sekitar 37%," katanya.

Sementara untuk sejumlah proyek pembangkit listrik yang mangkrak, ia menyebutkan ada 34 proyek dengan 12 di antaranya akan diterminasi alias dihentikan.

"Dari 34 yang 12 kita terminasikan karena sebagian sudah jalan sebagian tidak layak dilanjutkan," katanya.

Caranya, kata dia, dengan menarik transmisi atau menggantinya dengan pembangkit lain karena sebagian di antaranya juga belum dibangun.

Sedangkan 12 proyek lainnya akan dilanjutkan karena setelah ditelusuri sempat ada "dispute" dalam internal pemegang saham perusahaan pelaksana.

"Lalu sebagian lain masih dalam taraf negosiasi karena antara PLN, Kejaksaan, dengan BPKP sedang 'cut off' berhitung ulang secara detail, jadi mungkin bulan depan baru kita bisa," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper