Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produktivitas Industri Tekstil di Jabar Kian Terganggu Banjir Musiman

Industri tekstil Jawa Barat setiap tahun didera penurunan produktivitas dan gangguan distribusi yang dipicu oleh banjir musiman di wilayah Bandung Selatan.
Pabrik tekstil Sritex/Ilustrasi-Antara-R. Rekotomo
Pabrik tekstil Sritex/Ilustrasi-Antara-R. Rekotomo

Bisnis.com, BANDUNG - Industri tekstil Jawa Barat setiap tahun didera penurunan produktivitas dan gangguan distribusi yang dipicu oleh banjir musiman di wilayah Bandung Selatan.

Bahkan, semakin menguatkan alasan calon investor untuk tidak menanamkan modalnya di kawasan industri Bandung Selatan karena dianggap kurang kondusif.

Sekretaris Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jabar Kevin Hartanto mengungkapkan banjir yang sering terjadi di wilayah Bandung Selatan telah mengganggu aktivitas perusahaan yang notebene berdiri di kawasan rawan banjir.

"Mungkin kalau banjir sekarang ini airnya tidak masuk ke pabrik, tapi arus lalu lintas menjadi terganggu sehingga karyawannya pun menjadi terlambat atau sama sekali tidak bisa bekerja," katanya kepada Bisnis, Selasa (1/11/2016).

Tak hanya itu, kerugian yang biasa diderita oleh para pengusaha tekstil di Bandung Selatan terkait sulitnya pendistribusian barang akibat sejumlah ruas jalan utama tidak bisa dilintasi karena tergenang air dengan ketinggian di atas normal.

Menurutnya, banjir terparah yang menimpa industri tekstil di Bandung Selatan terjadi pada 2005 silam. Saat itu, air masuk ke pabrik dan menyebabkan kerusakan alat produksi, sehingga kerugiannya bisa dihitung sangat besar.

"Kalau sekarang ini mengukur kerugiannya agak sulit, karena memang tidak secara langsung, tapi mengganggu produksi dan distribusi," ungkapnya.

Bagi industri hulu produk tekstil, menurutnya, upaya relokasi pabrik jelas bukan hal yang mudah, karena kesulitan mengangkut peralatan mesin yang berbeda dengan mesin di sektor garmen.

"Dengan adanya iklim usaha yang tidak kondusif seperti ini, wajar kalau kontribusi tekstil Jabar terhadap nasional kian turun dari semula 60% menjadi 40%. Itu pun karena yang beroperasi hari ini karena berusaha bertahan saja," tegas Kevin.

Akibat curah hujan tinggi yang turun terus-menerus, akses jalan dari dan menuju Bandung Selatan tergenang akibat luapan sungai Citarum, sehingga menimbulkan kemacetan di jalur tersebut.

Banjir terjadi sejak Senin (31/10) malam pukul 19.00 WIB akibat luapan sungai Citarum dan hujan deras. Ketinggian 50 cm. Banjir serupa terjadi di depan pabrik Garmen Metro, Mesjid Agung Dayeuh Kolot dan Kampung Cigosol, Andir, Kampung Cieunteung dengan ketinggian bervariasi.

Selain itu, akses jalan dari arah Dayeuh Kolot menuju Banjaran dan Baleendah di jalan Laswi tergenang air sehingga kendaraan tidak bisa melintas.

Saat ini, dalam setahun banjir besar terjadi dua kali. Padahal, sebelumnya banjir besar biasa terjadi lima tahun sekali. Bahkan, banjir meluas ke beberapa tempat seperti Ciputat, Andir, Baleendah.

Sebelumnya, Pemerintah kabupaten/kota di Bandung Raya diminta segera berkoordinasi untuk mengatasi persoalan banjir yang kerapkali terjadi.

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan antar pemerintah provinsi dan kabupaten/kota perlu duduk bersama untuk mengatasi banjir karena masalahnya banyak faktor sehingga tidak bisa diatasi secara parsial.

Menurutnya, daerah yang seharusnya menjadi resapan air tidak berfungsi dengan baik akibat massifnya pembangunan dan alih fungsi lahan terus terjadi baik untuk permukiman maupun kawasan komersial.

"Pemprov Jabar siap memfasilitasi pertemuan antar pemerintah daerah tersebut. Harus duduk bersama dan jangan saling menuding siapa yang salah," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper