Begini Cara Kemenkes Hadapi Masalah Kesehatan karena Karhutla

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia saat ini sedang siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Total lahan yang terbakar di seluruh Indonesia hingga Agustus 2016, menurut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, ada 88 ribu hektare.
 Foto udara kebakaran lahan yang diambil dari Heli Bell 412 milik Kementerianbr Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Kamis (25/8).br Berdasarkan pantauan satelit Terra/Aqua (LAPAN) terjadi peningkatan titik apibr dari 275 (11-17 Agustus) menjadi 490 titik api (18-24 Agustus) yang disebabkanbroleh kebakaran lahan di wilayah Kalbar./Antara
Foto udara kebakaran lahan yang diambil dari Heli Bell 412 milik Kementerianbr Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Kamis (25/8).br Berdasarkan pantauan satelit Terra/Aqua (LAPAN) terjadi peningkatan titik apibr dari 275 (11-17 Agustus) menjadi 490 titik api (18-24 Agustus) yang disebabkanbroleh kebakaran lahan di wilayah Kalbar./Antara

Bisnis.com, JAKARTA -  Indonesia saat ini sedang siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Total lahan yang terbakar di seluruh Indonesia hingga Agustus 2016, menurut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, ada 88 ribu hektare.

Hingga akhir Agustus 2016, ada 7 provinsi yang berstatus siaga darurat penanggulangan bencana asap akibat karhutla, yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan.

Pembakaran tak terkendali menyebabkan munculnya kabut asap yang pekat. Ini membuat buruknya kualitas udara, karena kadar partikulat polutan (PM 10 dan PM 2,5) meningkat drastis, melebihi kriteria udara sehat bagi manusia sesuai skala Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU).

Seperti diketahui, udara tidak sehat bila kadar ISPU berkisar 101 hingga 199. Di Kota Dumai, contohnya,  kualitas udara sudah dalam taraf  berbahaya, karena (ISPU) mencapai angka 369.

Begini Cara Kemenkes Hadapi Masalah Kesehatan karena Karhutla

Buruknya kualitas udara ini menimbulkan masalah kesehatan berupa gangguan pernapasan dan iritasi pada mata. Gangguan kesehatan akan menjadi berat pada kelompok rentan, yaitu : balita, anak-anak, ibu hamil, lansia, serta penyandang gangguan jantung-paru kronis.

Di Riau, misalnya, menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis Pusat Penanggulangan Krisis Dinas Kesehatan Riau, Jon Kenedy, dalam sehari 69 warga Bengkalis sakit akibat polusi asap di daerah itu, padahal sebelumnya nihil.

Dari jumlah itu, 63 orang terkena infeksi saluran pernapasan akut, empat orang terkena iritasi kulit, dan masing-masing satu orang terkena asma dan iritasi mata.

Kesiapan Kemenkes

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) drg Oscar Primadi, MPH, Kamis (1/9/2016), menuturkan hingga saat ini belum terlihat ada indikasi kenaikan kasus Influenza Like Illness (ILI) yang signifikan, sebagai indikator dini dari dampak asap akibat kebakaran.

Meski demikian, ujar Oscar, Kemenkes telah melakukan sejumlah upaya pengurangan risiko dampak buruk asap terhadap kesehatan penduduk di sekitar karhutla. Ada delapan upaya yang telah dilakukan.

Pertama, penguatan manajemen pengelolaan krisis/bencana di daerah.
Pada bulan Maret hingga Mei 2016 telah dilaksanakan asistensi teknis manajemen bencana di 34 kabupaten/kota di 8 provinsi terdampak kabut asap 2015.

Kedua, melakukan pelatihan teknis penanggulangan kabut asap di Palembang pada bulan Juni 2016.

Ketiga, koordinasi klaster kesehatan pada bulan Mei 2016 di Palembang dengan menghadirkan klaster kesehatan kabupaten/kota terdampak asap tahun 2015 di Pulau Sumatera.

Keempat, menyusun dan mendistribusikan bahan promosi kesehatan (promkes) pada bulan Maret hingga Mei 2016 untuk sekolah bersama Kemendikbud.

Kelima, penambahan stok logistik kesehatan di daerah.

Keenam, asistensi siaga darurat di Posko Karhutla Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Kemenkes juga melakukan pengiriman Tim Kaji Cepat Kesehatan ke daerah yang ditemukan titik api dan berpotensi masalah.

Ketujuh, penyiapan cadangan logistik kesehatan terpusat. Saat ini telah disiapkan cadangan pusat untuk obat, dan masker. Pusat  Penanggulangan Krisis juga menyiapkan cadangan masker biasa 400.000 lembar, masker N95 sebanyak 100.000 lembar, dan oksigen konsentrator 16 unit.

Kedelapan, pemantauan terpadu dengan integrasi data dan koordinasi rutin dengan kementerian/lembaga terkait.

Disamping upaya di atas, dihimbau agar masyarakat menjaga kesehatan dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567, SMS 08128156260, faksimili (021) 5223002, 52921669, email [email protected].

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : MediaDigital
Editor : MediaDigital
Sumber : Marketing Digital

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper