Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemanfaatan Teknologi Bersih PLTU Batu Bara Didorong

Seiring dengan adanya proyeksi pertumbuhan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara sebesar 160% hingga 2022, pemerintah Indonesia diharapkan menggunakan teknologi batu bara dengan efisiensi tinggi dan rendah emisi.
PLTU Paiton/Ilustrasi-Antara
PLTU Paiton/Ilustrasi-Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Seiring dengan adanya proyeksi pertumbuhan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara sebesar 160% hingga 2022, pemerintah Indonesia diharapkan menggunakan teknologi batu bara dengan efisiensi tinggi dan rendah emisi.

Pemerintah Indonesia dan Asosiasi Batu Bara Dunia (World Coal Association/WCA) menyelenggarakan lokakarya untuk menyusun sebuah peta jalan bagi Indonesia agar dapat terus menjalankan pembangunan dengan tenaga batu bara sembari tetap menjaga komitmen internasionalnya terhadap lingkungan.

Road map tersebut disusun oleh para pejabat dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam Indonesia, perwakilan WCA serta sejumlah pakar internasional di Jakarta, Selasa (6/9/2016).

Chief Executive WCA Benjamin Sporton mengatakan Indonesia merupakan produsen batu bara terbesar keempat di dunia. Dengan road map ini, lanjutnya, Indonesia dapat mengaplikasikan teknologi batu bara berefisiensi tinggi rendah emisi (High Efficiency Low Emissions/HELE).

“Teknologi tersebut memungkinkan Indonesia untuk terus menggunakan sumber daya batu baranya yang berlimpah dalam memenuhi permintaan energi yang terus meningkat dan mendorong pertumbuhan ekonomi, sembari tetap memenuhi target pengurangan emisinya dalam Perjanjian Paris," katanya di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (6/9/2016).

Adapun, dalam Perjanjian Paris, Indonesia memiliki komitmen tanpa syarat melalui Intended Nationally Determined Contributions (INDCs)-nya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada tahun 2030.

Perjanjian Paris merupakan kesepakatan yang dirumuskan di dalam ranah Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) untuk mengatur seputar mitigasi, adaptasi serta pembiayaan emisi gas rumah kaca mulai tahun 2020.

Namun, target sebesar 29% tersebut akhirnya ditingkatkan menjadi 41% dengan dukungan internasional. Hanya saja, dengan ketiadaan akses listrik yang masih dirasakan 39 juta orang di Indonesia dan konsumsi listrik per kapita yang baru sekitar seperempat dari China.

Indonesia diperkirakan mengalami pertumbuhan pembangkit listrik tenaga batu bara hingga 160% sejak 2013-2022 seiring dengan berkembangnya ekonomi.

Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) sebagai salah satu sarana kunci mitigasi iklim, teknologi batu bara HELE penting untuk mengurangi CO2 dan emisi lainnya yang dihasilkan oleh pembangkit listrik bertenaga batu bara.

Sporton mengungkapkan teknologi batu bara HELE dapat mengurangi emisi CO2 sebanyak 35% dibandingkan dengan teknologi sebelumnya yang kurang efisien.

Ini berarti negara dapat merasakan keuntungan dari listrik bertenaga batu bara yang terjangkau, dapat diandalkan dan mudah diakses untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sembari mengurangi emisi secara signifikan sesuai dengan komitmen iklim.

Untuk itu, lanjutnya, Indonesia membutuhkan kerangka aplikasi teknologi batu bara beremisi rendah untuk memastikan adanya integrasi antara kebijakan iklim, energi dan ekonomi.

Sementara itu, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jarman dalam sambutannya mengungkapkan pemerintah terus berupaya untuk penyediaan tenaga listrik secara berkesinambungan harus terus dilakukan sesuai dengan tingkat pertumbuhan permintaannya.

Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia yag tercatat sejak Desember 2015, rasio elektrifikasi Indonesia sebesar 88,30%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lukas Hendra TM

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper