Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Colliers: Hingga Semester I, Penjualan Lahan Industri Masih Seret

Perusahaan konsultan properti, PT Colliers International Indonesia melansir penjualan lahan industri hingga paruh pertama tahun ini mencapai 48,42 hektare atau hanya 14% dari realisasi penjualan lahan industri sepanjang tahun lalu.n
Lahan industri/Ilustrasi
Lahan industri/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan konsultan properti, PT Colliers International Indonesia melansir penjualan lahan industri hingga paruh pertama tahun ini mencapai 48,42 hektare atau hanya 14% dari realisasi penjualan lahan industri sepanjang tahun lalu.

Collier mencatat, per kuartal II/2016, penjualan lahan industri di Jakarta Raya mencapai 29,03 hektare, sedikit meningkat dibandingkan capaian kuartal I/2016 sebanyak 19,39 hektare. 

Namun, secara tahunan, penjualan lahan di kuartal II/2016 turun 81% secara tahunan. Per kuartal I/2015, penjulahan lahan industri mencapai 150,13 hektare.

Ferry Salanto, Senior Associate Director Colliers, mengatakan penjualan lahan industri di paruh kedua tahun ini akan menghadapi tantangan berat menyusul tingkat permintaan yang belum pulih. 

Menurut Ferry, permintaan lahan industri yang masih lemah menyusul perlambatan pertumbuhan ekonomi. Minat dari calon investor untuk membeli lahan memang belum surut. Namun, peningkatan minat belum berujung pada transaksi penjualan lahan.

"Jadi agak berat untuk mencapai tingkat penjualan seperti 2015. Kami melihat, dampak dari paket kebijakan ekonomi baru akan terasa pada akhir 2017 dan 2018," jelasnya di Jakarta, Rabu (29/6/2016) malam.

Sepanjang tahun lalu, penjualan lahan industri mencapai 347,51 hektare. Secara khusus, di kuartal II/2015, penjualan lahan industri terbilang signifikan karena ada transaksi besar di Serang sebanyak 108,61 hektare.

Di sisi lain, berdasarkan segmen, industri logistik menyumbang 48% penjualan lahan industri. Ferry menyebut, industri logistik mendapat berkah dari kelesuan sektor otomotif.

Penjualan otomotif yang melambat membuat para pelaku usaha di sektor itu membutuhkan ruang gudang yang lebih banyak untuk menyimpan persediaan barang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper