Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dongkrak Pemasukan, Pengelola Lahan Industri Garap Produk Komersial

Tren pelemahan penjualan lahan industri mendorong perusahaan penyedia lahan industri untuk mengembangkan produk komersial lain sebagai strategi jangka menengah dan panjang guna mendulang pendapatan sekaligus meningkatkan nilai jual lahan industri.
Kawasan industri/Ilustrasi
Kawasan industri/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Tren pelemahan penjualan lahan industri mendorong perusahaan penyedia lahan industri untuk mengembangkan produk komersial lain sebagai strategi jangka menengah dan panjang guna mendulang pendapatan sekaligus meningkatkan nilai jual lahan industri.

Head of Investor Relation PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk. (BEST) Asa Siahaan mengatakan, BEST saat ini masih mengalami tekanan terhadap realisasi penjualan lahan industri akibat kondisi perekonomian global dan nasional yang belum pulih.

Realisasi prapenjualan lahan industri di 2015 hanya mencapai 18,1 hektar, turun tajam dibandingkan 2014 yang masih mencapai 35,5 hektar. Di kuartal pertama tahun ini, BEST pun belum membukukan pra penjualan baru, meskipun kini sudah ada yakni 6,5 hektar.

Asa mengatakan, untuk memitigasi risiko penjualan lahan industri yang terus melemah, BEST memulai bisnis pendukung sebagai penyokong kawasan industrinya, MM2100, Bekasi. BEST menyasar potensi pasar yang besar dari sekitar 360 perusahaan penyewa di kawasan industrinya dan para wisatawan bisnis.

BEST pun menargetkan peningkatan porsi laba dari sumber pendapatan berulang melalui penyelesaian sejumlah proyek komersial baru.

“Sejauh ini pendapatan dari recurring kami kira-kira 10% sampai 15% [dari total pendapatan] dari pengelolaan kawasan industri. Kita targetkan dalam dua sampai tiga tahun ke depan bisa meningkat jadi 20% dari proyek komersial baru,” katanya, dikutip Minggu (5/6/2016).

BEST telah menyelesaikan standard factory building tahap pertama pada 2015 lalu di atas lahan seluas 20.000 m2 dengan investasi Rp71 miliar. Total luas yang disewakan mencapai 10.000 m2 dan kini baru terisi 2.000 m2.

Tahun ini, dua proyek komersial lainnya akan diselesaikan, yakni Hotel Enso dengan 193 kamar dan kompleks pergudangan modern seluas 25.000 m2 hasil kerja sama dengan Daiwa House. BEST mengucurkan investasi Rp130 miliar untuk hotel dan Rp145 miliar untuk gudang. Hotel ditargetkan rampung pada akhir tahun ini, sedangkan gudang pada Juli mendatang.

Saat ini, perusahaan juga tengah mempertimbangkan untuk membangun menara perkantoran yang direncanakan akan mulai dibangun pada 2017. Selain itu, BEST juga berencana membangun apartemen sewa.

Hal yang sama pun diupayakan sejumlah perusahaan lain. Sekretaris Perusahaan PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) Cuncun Wijaya mengatakan, di tengah lemahnya penjualan kawasan industri, permintaan pergudangan dan pabrik kini justru cukup tinggi.

Oleh karena itu, MDLN pun memutuskan masuk di bisnis tersebut dengan rencana peluncuran produknya pada bulan ini untuk menopang bisnis kawasan industri mereka di Moderncikande Industrial Estate, Serang.

“Kita siapkan produk yang demand-nya ada untuk mengambil marketnya, dan sekarang kita lihat produk yang demand-nya lagi ada dan kencang itu pergudangan dan ready made factory,” katanya.

Presiden Direktur PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) Johannes Suriadjaja mengatakan SSIA kini siap untuk menyelesaikan fasilitas pergudangan modern tahap kedua di Suryacipta Technopark, Karawang seluas 28.000 m2.

Fasilitas pergudangan tersebut akan menjadi yang pertama di Indonesia yang menerapkan kualitas berstandar internasional. SSIA juga awal tahun ini mencanangkan pembangunan pabrik siap pakai di lokasi yang sama dengan total luas 24.000 m2.

Secara jangka panjang, SSIA berencana mengembangkn kawasan pergudangan dan pabrik siap pakai mencapai 150.000 m2 di kawasan Suryacipta Technopark. Hal tersebut ditujukan untuk meningkatkan sumber pendapatan berulang.

Direktur PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. (KIJA) Sutedja Darmono mengatakan, Jababeka melalui anak usahanya PT Grahabuana Cikarang mulai masuk ke dalam bisnis pergudangan melalui peluncuran klaster pergudangan pertama mereka yakni BizPark Jababeka.

Kompleks pergudangan ini akan menempati lahan seluas hampir 2 hektar di kawasan industri Jababeka.

Dirinya yakin proyek ini dapat segera terserap pasar dalam dua bulan hingga tiga bulan ke depan. Proyek senilai hampir Rp45 miliar akan mulai dibangun tahun ini dan ditargetkan akan diserahterimakan pada akhir tahun depan atau awal 2018.

Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengungkapkan saat ini sejumlah perusahaan kawasan industri yang memiliki kawasan industri yang cukup matang memang mulai menyasar pasar dari populasi pekerja lokal dan ekspatriat dari perusahaan penyewa.

Di tengah tekanan penjualan lahan industri, sejumlah perusahaan bahkan lebih fokus pada pengembangan produk komersial dibandingkan ekspansi land bank. Hal ini terutama marak terjadi di Bekasi, seiring kian terbatasnya lahan dan harga yang tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper