Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anggaran Pemerintah Dipangkas, Pengelola Hotel Putar Otak Dongkrak Okupansi

Pengelola hotel-hotel di Malang, Jawa Timur, mengantisipasi penurunan okupansi terkait dengan penghematan anggaran pemerintah dengan berbagai program.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, MALANG - Pengelola hotel-hotel di Malang, Jawa Timur, mengantisipasi penurunan okupansi terkait dengan penghematan anggaran pemerintah dengan berbagai program.

Manajer Umum Hotel Sahid Montana Malang Slamet Sudiharto mengatakan jika anggaran pemerintah dikurangi karena alasan penghematan hampir dipastikan akan berdampak pada tingkat okupansi hotel.

Hal itu terjadi karena kegiatan yang paling gampang dibatalkan justru kegiatan rapat. “Karena itulah, pengelola harus kreatif menyikapi kondisi tersebut,” ujarnya di Malang, Senin (23/5/2016).

Seperti diketahui, penghematan serta pemotongan anggaran belanja kementerian dan lembaga senilai total Rp50,01 triliun yang dilakukan pemerintah diyakini bakal kembali memukul bisnis hotel dan industri terkait.

Menurut Slamet, kegiatan yang bisa menolong hotel agar tetap bertahan dengan banyaknya event. Terutama event bertaraf nasional. Di Kota Malang, kebetulan tahun ini ada tiga kegiatan bersifat nasional.

Kegiatan tersebut dipastikan dapat menolong hotel untuk dapat meningkatkan okupansi. “Kalau event bersifat lokal, susah mengangkat tingkat hunian karena kegiatannya bercorak sangat lokal,” ucapnya.

Manager Sales & Marketing Hotel Best Western OJ Malang Ledya Shelfy menambahkan sampai dengan saat ini tingkat hunian hotel di Malang sebenarnya sangat bagus.

Seperti di Hotel Best Western OJ Malang sendiri, tingkat hunian mencapai 74% dari 129 unit kamar. Namun adanya penghematan anggaran pemerintah perlu diantisipasi meski kegiatan meeting, incentive, conference, & exhibition (MICE) dari korporasi lumayan besar.

Proporsi kegiatan MICE dari korporasi sebesar 50% dan sisanya dari pemerintah. Karena itulah, jika kegiatan MICE dari pemerintah dikurangi, maka penurunan tingkat okupansi tidak terlalu tajam.

Untuk mengangkat tingkat hunian hotel, maka yang bisa dilakukan dengan cara promo-promo kamar. Yang juga bisa dilakukan, menggenjot penjualan food & beverage (F&B).

Di hotel tersebut, sumbangan dari penjualan F&B terhadap total penerimaan pendapatan dari hotel sebesar 40%. Dengan melemahnya tingkat okupansi, maka F&B ditingkatkan sehingga bisa mencapai 50%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper