Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INVESTASI PROPERTI: Direkomendasi Beli Sebelum Lebaran

Meski pertumbuhan masih melambat, sejumlah pelaku industri properti meyakini saat ini waktu yang tepat bagi para investor untuk membelanjakan uangnya membeli properti
Properti diprediksi alami kenaikan harga setelah Lebaran./Bisnis
Properti diprediksi alami kenaikan harga setelah Lebaran./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Meski pertumbuhan masih melambat, sejumlah pelaku industri properti meyakini saat ini waktu yang tepat bagi para investor untuk membelanjakan uangnya membeli properti.

Selain itu, Lebaran disinyalir menjadi momentum yang tepat untuk mendongkrak harga dan meraih target perusahaan.

“Intinya jangan pernah menunda untuk membeli properti jika Anda mampu sekarang,” kata Country General Manager Rumah123.com Ignatius Untung usai pembukaan Mandiri Festival Properti.

Untung menambahkan saat ini perusahaan pengembang masih menunggu momen yang tepat untuk mendongkrak penjualan. Bahkan, beberapa pengembang juga masih menahan proyeknya untuk dipasarkan pada masyarakat.

Momen Lebaran yang tidak akan lama lagi dilansir menjadi waktu yang tepat untuk mendongkrak penjualan guna mencapai target perusahaan.

“Saat ini rata-rata kenaikan sudah 5% dalam tiga bulan,” ujar Untung.

Untung mengatakan sejurus dengan tumbuhnya daya bel masyarakat nantinya, pasar properti pun akan semakin menunjukkan pemulihan. Rumah123 bekerjasama dengan Bank Mandiri baru saja sukses menggelar Mandiri Festival Properti di Bandung dan Surabaya.

“Jakarta akan menjadi kota terakhir yang kami mulai hari ini, untuk gambaran saja pada hari kelima di Surabaya transaksi KPR dari Bank Mandiri tercapai Rp180 miliar, sedangkan pada puncaknya dua hari terakhir dan Bandung yang ditutup tadi malam belum kami perhitungkan lagi," kata Untung.

Sementara itu, Senior Vice President Consumer Loans Group Bank Mandiri Harry Gale mengatakan pameran menjadi salah satu strategi dalam pencapaian target dua digit serapan KPR Bank Mandiri hingga akhir tahun nanti.

"Target KPR kami dua digit, sedangkan untuk FLPP, Bank Mandiri mendapat platform sebesar Rp66 miliar dari tahun lalu sebesar Rp194 miliar," kata Harry dalam kesempatan yang sama.

Sementara itu, penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) Bank Mandiri triwulan I/2016 mencapai Rp30,76 triliun, dengan NPL berada di level 2%.

Untuk mencapai target KPR tahun ini, Bank Mandiri juga menyiapkan dua strategi khusus. Salah satunya adalah menggarap nasabah internal.

"Bank Mandiri punya costomer base 16 juta, sebenarnya kalau kita lihat market kita kalau dari internal saja sudah oke, jadi kami lebih fokus lagi untuk menggarap nasabah prioritas yang jadi tulang punggungnya," kata Harry.

Harry mengatakan, nasabah prioritas tersebut diyakini dapat membeli rumah primary dan secondary. Strategi kedua yakni nasabah payrol, yang saat ini tengah dalam tahap penawaran.

Kemudian yang ketiga adalah debitur, kita punya debitur dari segmen corporate dan commercial cukup besar. "Jadi, kita akan tawarkan consumer loans ke BOD, jajaran midle sampai karyawannya."

Sementara itu, Harry optimis ditengah lesunya pertumbuhan pasar properti, Bank Mandiri tetap memproyeksikan pertumbuhan yang lebih baik dari sebelumnya.

Hal tersebut, menurutnya didorong oleh sejumlah faktor salah satunnya adalah suku bunga single digit yang diperkirakan bakal tersentuh pada akhir tahun ini.

"Apalagi nanti didorong single digit yang bakal mempermudah orang beli rumah, banyak juga akses dari pemerintah," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper