Keamanan Jaringan Berbasis Perimeter Dinilai Tidak Aman

Sholahuddin Al Ayyubi
Selasa, 17 Mei 2016 | 19:22 WIB
Cyber crime/ilustrasi
Cyber crime/ilustrasi
Bagikan

Bisnis.com, DENPASAR - VMWare mengemukakan keamanan jaringan berbasis perimeter dinilai tidak aman lagi karena sebesar 70% serangan siber berhasil menembus keamanan dan mendapatkan akses masuk ke perusahaan yang menjadi target penjahat siber.

Ron Goh, President Southeast Asia and Korea, VMware menjelaskan dewasa ini aplikasi dan data yang digunakan oleh masyarakat ‎memiliki berbagai celah keamanan yang dinilai dapat menguntungkan para penjahat siber dalam memuluskan aksinya kepada calon targetnya.

Menurutnya, celah keamanan pada aplikasi dan data pengguna dapat membuat penjahat siber dengan mudah melakukan infiltrasi atau membidik setiap celah terbuka yang ada pada jaringan sebuah perusahaan tertentu yang menjadi target.

"‎Para penjahat siber kini dengan mudah dapat melakukan infiltrasi pada saat mengetahui ada celah keamanan di sebuah perusahaan yang akan menjadi targetnya," tuturnya, Selasa (17/5/2016).

‎President Southeast Asia and Korea, VMware ‎itu juga menjelaskan dewasa ini VMWare tengah fokus menyoroti ‎pentingnya lapisan ubiquitous yaitu lapisan yang diklaim dapat melindungi infrastruktur fisik dan aplikasi agar terhidar dari serangan penjahat siber di sebuah perusahaan.

Menurutnya, lapisan ini dianggap sangat penting karena dapat memberikan visibilitas penuh pada jaringan suatu perusahaan yang berorientasikan pada aplikasi di seluruh infastruktur perusahaan.

"Kami berharap lapisan ini natinya dapat mendukung IT dalam menyelaraskan kontrol keamanan dan melindungi aset-aset digital perusahaan yang paling krusial," katanya.

Selain itu, VMWare juga tengah fokus menggarap pasar cloud untuk mewujudkan transformasi digital melalui portopolio solusi yang diklaim dapat mendukung proses mobilisasi, modernisasi dan keamanan infrastruktur serta aplikasi pada suatu perusahaan.

Pada perhelatan puncak para CIO yang mengangkat tema Tingkatkan Akselerasi Digital Enterprise Anda yang diselenggarakan di Bali, VMWare mengklaim pihaknya paling siap dalam mendukung transformasi bisnis di kawasan regional.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh IDC dengan tema Digital Transformation (DX) Maturity Scape Benchmark 2016 di kawasan Asean, sekitar 34% organisasi maupun perusahaan mulai merasakan hadirnya peluang baru yang dipicu sempurnanya proses Transformasi Digital.

Selain itu, hampir sebesar 50% organisasi justru resisten terhadap proses digital ini atau menjadi Digital Resisters dan masih berkutat pada ahap Ad-Hoc dan proses kematangan DX tersebut.

Secara terpisah, ‎Group Vice President, Asia Pacific, IDC, ‎Sandra Ng menyarankan agar seluruh CEO kini mewujudkan strategi digital dan menjadikannya sebagai prioritas utama dalam menjalankan bisnisnya.

Menurutnya, meningkatkan akselerasi kapabilitas digital diyakini dapat meningkatkan daya saing suatu perusahaan dalam menawarkan sesuatu yang berbeda kepada konsumennya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper