Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Agar Dapat Pinjaman, Bappenas Susun Bluebook Pelabuhan Patimban

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional tengah menyusun kajian pembangunan kawasan dan pembiayaan untuk Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat dengan target kegiatan fisik atas pelabuhan tersebut bisa dimulai sebelum 2017.
Pelabuhan/Ilustrasi-jatengprov.go.id
Pelabuhan/Ilustrasi-jatengprov.go.id

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional tengah menyusun kajian pembangunan kawasan dan pembiayaan untuk Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat dengan target kegiatan fisik atas pelabuhan tersebut bisa dimulai sebelum 2017.

Direktur Transportasi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Prihartono menyatakan saat ini Bappenas tengah memasukkan Pelabuhan Patimban ke dalam rencana buku biru (bluebook) alias Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah (DRPLN-JM).

Dengan demikian pemerintah bisa segera mendapatkan kucuran dana pinjaman untuk pembangunan dari Japan International Cooperation Agency (JICA).

“Bappenas tengah melakukan pengurusan administrasi buku biru, karena kalau mau mendapatkan pinjaman harus dengan Bluebook. Nah itu kita proses tanpa melihat sumber pendanaannya, tetapi yang jelas sampai saat ini yang tertarik mendanai itu Jepang dari negara lain belum ada yang tertarik,” ujar Bambang, Selasa (10/5/2016).

Dia menuturkan saat ini pihaknya bersama dengan Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya dan Kementerian Keuangan juga mengkaji postur ideal untuk pembiayaan Patimban.

Dari hasil rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo pekan lalu, total anggaran pembangunan Pelabuhan Patimban yang senilai Rp34,9 triliun atau senilai US$2,49 miliar.

Pemerintah Jepang juga sudah menawarkan skema Special Term Economic Purposes (STEP) loan dengan grace period selama 10 tahun dan jangka waktu pinjaman 40 tahun.

Dengan postur pendanaan tersebut, Bambang mengakui bahwa pemerintah tengah mengupayakan sistem yang lebih menguntungkan bagi Indonesia.

“Ya sekarang lihat kebutuhan Indonesia, dengan ekonomi seperti saat ini harus dilihat mana yang pas. Karena kondisi ekonomi kita selalu berubah. Dengan mekanisme STEP, kontraktornya katakanlah dari Jepang tidak bisa lokal. Nah sekarang bisa tidak kalau kontraktor lokal?” ungkap Bambang.

Dalam skema tersebut, pemberi pinjaman menghendaki agar konsultan dan kontraktor dilakukan secara bersama-sama atau joint operation.

Bambang menyebut saat ini pemerintah pusat masih mengkaji apakah memungkinkan dalam sistem lain yang bekerja adalah kontraktor lokal. Bambang mengakui potensi menjadi kontraktor Patimban terbuka sangat lebar bagi badan usaha milik negara (BUMN).

“Kita lihat juga kontraktor kita saat ini masih bisa menerima proyek atau tidak? Kalau bisa, biar kontraktor lokal yang mengerjakan, kalau tidak bisa boleh kontraktor dari Jepang. Ini makanya semua dievaluasi oleh Presiden dan beliau ingin tahu mana yang lebih menguntungkan,” jelasnya.

Tak hanya itu, selain Pelabuhan Patimban, Bappenas tengah menyusun rancangan pengembangan regional Jawa Barat termasuk pengembangan Bandar Udara Kertajati beserta aeropolisnya.

Bambang menyatakan pembangunan infrastruktur tersebut hanyalah salah satu komponen dari rencana pengembangan kawasan Jawa Barat menjadi salah satu kota industri. Perencanaan tersebut juga diharapkan bisa menggenjor minat investor pada sektor properti.

“Kami dari Bappenas menyusun bukan hanya pembangunan pelabuhannya, tetapi kami merencanakan dengan matang pengembangan kawasan industri disana nantinya seperti apa,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper