Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Belum Stabil, Pebisnis Logistik Lokal Kurangi Investasi Fisik

Akibat belum stabilnya perekonomian nasional dan pasar global pada kuartal I 2016, pengusaha logistik dalam negeri memilih untuk mengerem investasinya dan fokus kepada pengembangan teknologi serta sumber daya manusia.
Ilustrasi kegiatan logistik di pelabuhan/Reuters
Ilustrasi kegiatan logistik di pelabuhan/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Akibat belum stabilnya perekonomian nasional dan pasar global pada kuartal I 2016, pengusaha logistik dalam negeri memilih untuk mengerem investasi fisik dan fokus kepada pengembangan teknologi serta sumber daya manusia atau investasi internal.

Akbar Djohan, CEO dan Owner Max Logistics, mengungkapkan perusahaan memilih melakukan investasi internal ketimbang melakukan ekspansi fisik. “Bisnis dan ekonomi nasional belum membaik maka investasi internal yang dilakukan a.l. konsolidasi dan mapping internal,” katanya, Kamis (20/4/2016).

Menurutnya, investasi internal yang paling ideal di tengah kondisi ini adalah pengembangan SDM dan informasi teknologi (IT) karena volume kargo perusahaan juga tidak terlalu banyak sehingga waktu kosong digunakan sebagai penguatan di dua sektor tersebut.

Lebih lanjut, dia menuturkan pengembangan informasi teknologi (IT) ini diyakini dapat memangkas pengeluaran dan biaya perusahaan. “Dengan IT maka tidak terlalu banyak SDM.”

Selain itu, pendiri Raja Pindah juga memilih banyak melakukan inovasi terkait pelayanan dan segmen pasar.

Sementara itu, CEO PT Lookman Djaja Kyatmaja Lookman mengakui 2016 merupakan tahun penuh tantangan karena dari bisnis di bidang logistik dan transportasi tengah mengalami pelambatan.

“Pada awal 2016 ini, banyak [perusahaan logistik dan transportasi] yang melakukan cost saving initiative karena berdasarkan hasil 2015 lalu,” ujarnya.

Dia mengungkapkan beberapa perusahaan mengalami penurunan kinerja bisnis hingga 10-15%. Alhasil, perusahaan angkutan truk atau kargo darat memilih mengerem penambahan truk. Sekalipun ada, lanjutnya, mungkin lebih kepada pembelian atau pengadaan truk dengan kapasitas angkut yang lebih banyak.

“Kendaraan lebih besar ini agar biaya kendaraan bisa turun karena ketika volume angkut naik maka ongkos per unit bisa turun,” paparnya.

Lookman Djaja sendiri tengah fokus melakukan perbaikan dan pengembangan kapasitas SDM. Dia menyayangkan ketika UMK naik, kualitas SDM tidak ada perubahan. Padahal, kualitas SDM yang rendah banyak berkontribusi ke biaya tambahan atau biaya ekstra (hidden cost).

Selain SDM, dia mengaku perusahaan juga tengan melakukan IT intensifikasi karena saat ini banyak alternatif teknologi yang lebih murah bisa dieksplorasi.

Untuk segmen pasar trucking dan distribution, dia mengaku tidak ada pertambahan. Kendati demikian, Lookman Djaja tetap melakukan inovasi dalam bisnis solusi logistik dan transportasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper