Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Empat Perusahaan Berminat Bangun PLTS di Bali

Setelah keputusan Kementerian ESDM menjadikan Bali sebagai center of excellent energi terbarukan, sebanyak empat perusahaan berminat membangun pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS di Pulau Dewata.
ilustrasi/bisnis.com
ilustrasi/bisnis.com

Bisnis.com, DENPASAR – Setelah keputusan Kementerian ESDM menjadikan Bali sebagai center of excellent energi terbarukan, sebanyak empat perusahaan berminat membangun pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS di Pulau Dewata.

Dirut Perusda Bali Nyoman Baskara mengungkapkan, perwakilan empat perusahaan tersebut sudah bertemu dengan pihaknya untuk membahas mengenai rencana pembangunan tersebut.

 “Ini masih penjajakan, dan belum final, yang pasti akan dibangun dengan provinsi sebagai penyedia lahan, tetapi berapa nilai investasinya belum tahu rinciannya,” tuturnya tanpa bersedia menyebutkan identitas investor, Rabu (13/4/2016).

 Dia mengungkapkan, salah satu investor menyatakan ketertarikannya membangun PLTS di daerah Pekutatan, Kabupaten Jembrana. Pemprov Bali sudah menyiapkan lahan seluas 100 hektare di daerah Bali Barat untuk dimanfaatkan oleh Perusda, karena sebelumnya pemanfaatannya tidak optimal.

Selain Pekutatan, Perusda juga menawarkan lahan di daerah Kubu, Karangasem karena lokasi ini dikenal mendapatkan cahaya matahari yang tepat untuk pembangunan PLTS. Baskara memaparkan harapannya bahwa pengembangan PLTS di dua daerah tersebut dapat menghasilkan energi sebesar 100 MW guna memasok energi bersih bagi daerah destinasi wisata ini.

Dijelaskan, bahwa Perusda juga akan menawarkan kerjasama dengan investor kepada perusahaan daerah di masing-masing kabupaten. Dengan harapan, kerjasama tersebut akan memberikan nilai tambah bagi setiap daerah, terutama pendapatan asli daerah (PAD).

Realisasi

Baskara menegaskan, bahwa realisasi pembangunan PLTS masih menunggu kepastian dari PLN, apakah akan bersedia membeli listrik yang dihasilkan. Menurutnya, titik temu harga pasokan listrik dari pembangkit surya tersebut menjadi kunci bagi investor untuk membangun.

“Kalau bicara waktu, sekali lagi cenderung sangat tergantung bagaimana komitmen pemerintah pusat dengan PLN. Kan sebagai user PLN, kalau ini satu bahasa dengan perhitungan compatible, saya pikir membangun tidak perlu waktu lama,” tuturnya.

Baskara mengatakan, harga listrik yang dihasilkan pembangkit energi terbarukan surya tidak murah jika dibandingkan dengan konvensional. Hanya saja, berkaitan dengan status Bali akan menjadi green province, maka sedari sekarang pembangkit konvensional yang tidak ramah lingkungan akan dikurangi.

Perusda mengharapkan masalah harga dapat segera disepakati agar investor mendapatkan kepastian untuk membangun pembangkit tersebut. Selain itu, diharap ada pemberian subsidi dari pemerintah pusat untuk harga pembelian listrik dari pembangkit energy terbarukan yang dibangun di daerah ini sehingga menarik minat investor. 

Keberadaan pembangkit ramah lingkungan akan mendukung program Bali dan Kementerian ESDM menjadikan daerah ini sebagai lokasi pusat energi terbarukan di Indonesia.

Kebijakan

Sekda Bali Cokorda Ngurah Pemayun menyatakan, sudah menyiapkan lahan seluas 100 hektare di Kabupaten Jembrana untuk lokasi pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS yang akan dikerjasamakan dengan PLN. Status tanah tersebut di bawah Biro Aset Setda Bali, tetapi pemanfaatnya dipercayakan kepada Perusda. 

Keputusan Bali menyiapkan lahan dilatarbelakangi kebijakan Kementerian ESDM menjadikan Bali sebagai lokasi proyek energi terbarukan. Salah satu langkah yang akan direalisasikan adalah memasang Smart Grid System ‎di lingkungan Kantor Gubernur Bali di Denpasar.

Adapun kapasitas energi yang akan dikembangkan ‎adalah PLTS 400 kWp, PLTAngin 2 kW, Smart System, dan PJU Pintar yang akan berkaitan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kantor Gubernur Bali. Meski dipasangi dengan sistem ini, tetapi PLN tetap melakukan back up guna mengantisipasi jika terjadi masalah tidak akan menyebabkan pemadaman.‎

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Feri Kristianto
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper