Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Ini Tak Ada Fasilitas Permesinan untuk Tekstil

Kementerian Perindustrian tunda pemberian fasilitas restrukturisasi permesinan bagi industri tekstil skala besar tahun ini. Padahal industri tercatat tumbuh 1,6% kuartal I/2016.
Ilustrasi/eratexco.com
Ilustrasi/eratexco.com

Bisnis.com JAKARTA-Kementerian Perindustrian tunda pemberian fasilitas restrukturisasi permesinan bagi industri tekstil skala besar tahun ini. Padahal industri tercatat tumbuh 1,6% kuartal I/2016.

Direktur Tekstil, Kulit, Alas Kaki, dan Aneka Kementerian Perindustrian Muhdori menilai pertumbuhan sebesar 1,6% (y-o-y) cukup bagus. Namun, tahun ini tidak ada program restrukturisasi bagi industri tekstil skala besar karena Kemenperin akan melakukan evaluasi dampak pertumbuhan pada industri.

"Jadi kalau yang dari pemerintah tahun ini tidak ada [fasilitas]. Kami sedang mengevaluasi signifikansi dan melihat apakah ada dampak perbaikan pada industri tekstil atau tidak. Hasil evaluasinya akan diteruskan pada program restrukturisasi pada 2017," ujarnya pada Bisnis, Rabu (6/4).

Fasilitas permesinan bagi industri tekstil telah diberikan sejak 2007, maka menurutnya perlu ada peninjauan kembali karena ada kemungkinan kebutuhan industri berubah.
Mungkin tujuh tahun lalu yang dibutuhkan mesin tekstil tapi untuk lima tahun ke depan bisa jadi sudah bukan itu lagi. "Mungkin energi, green industry, atau iklim [pasar]," katanya.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ernovian G. Ismy tetap berharap pemerintah terus meberikan fasilitas bagi industri karena fasilitas permesinan bisa meningkatkan pengembangan industri.

"Harusnya tetap jalan karena fasilitas tersebut merupakan stimulus bagi industri untuk pengembangan kapasitas. Karena kalau enggak ada industri baru atau pengembangan berarti tidak ada penambahan tenaga kerja," katanya.

Berdasarkan data API, jumlah tenaga kerja industri tekstil dan produk tekstil (TPT) skala besar dan menengah pada 2014 mencapai 1,66 juta orang, atau naik 4,9% dibanding 2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper