Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tax Amnesty. /Bisnis.com
Tax Amnesty. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—Kalangan broker properti memproyeksikan lebih dari 50% aliran dana ke dalam negeri akan terserap ke dalam investasi properti apabila kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty direalisasikan.

Ketua DPD Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi) DKI Jakarta Lukas Bong mengatakan, kalangan broker sangat menanti realisasi wacana pengampunan pajak. Setelah pelemahan pasar properti sepanjang tahun lalu, kebijakan tax amnesty menjadi tumpuan harapan untuk membangkitkan kembali pasar properti.

Lukas mengatakan, sepanjang tahun lalu, banyak investor menahan diri untuk membelanjakan uangnya, menunggu indikasi pemulihan perekonomian. Akibatnya, pasar properti, terutama di segmen menengah ke atas tertekan karena permintaan yang rendah. Adanya pengampunan pajak akan memberi sinyal positif terhadap pemulihan pasar.

“Kalau UU Tax Amnesty jadi disahkan, akan ada ribuan triliun rupiah masuk ke Indonesia. Tahun lalu pembangunan infrastruktur sudah berjalan.  Kalau ditambah banyaknya dana yang masuk tahun ini, pertumbuhan ekonomi akan semakin pesat dan investor kita tidak segan untuk investasi,” katanya kepada Bisnis, dikutip Kamis (17/3/2016).

Lukas yakin sektor properti akan menjadi instrumen investasi pilihan utama bagi investor ketika mengalihkan dananya ke dalam negeri. Selain itu, sebagian besar lini bisnis selalu terkait baik secara langsung maupun tidak langsung dengan properti. Beberapa perusahaan pun mulai terjun di bisnis properti.

“Kalau dana tax amnesty masuk, bisa lebih dari 50% yang diinvestasi di properti,” katanya.

Menurutnya, Arebi bersama sejumlah asosiasi lain, termasuk Ikatan Konsultan Pajak dan Perhimpunan Notaris Indonesia beberapa kali sempat menyuarakan kepada pemerintah arti penting realisasi kebijakan tax amnesty bagi kepentingan banyak pihak di dalam negeri.

Menurutnya, bila tax amnesty tidak jadi direalisasikan, pertumbuhan industri properti tahun ini tidak akan terlalu tinggi. Apalagi, kebijakan tentang kepemilikian properti bagi warga negara asing yang telah dirilis sejauh ini belum kelihatan hasilnya.

Arebi menilai, selama tax amnesty belum direalisasikan, pasar di kelas menengah ke atas masih akan lemah sepanjang tahun ini. Sejauh ini, proyek residensial yang diluncurkan sejak awal tahun pun sebagian besar masih menyasar kelas menengah ke bawah dengan rentang harga di bawah Rp500 juta.

Selain itu, pasar di segmen menengah ke bawah juga masih ditopang oleh subsidi pemerintah dan umumnya menyasar kalangan pengguna atau end user. Geliat pasar untuk investasi belum kelihatan.

“Kita tahu ada yang punya dana besar tapi untuk keluarnya mereka takut. Tapi kalau tax amnesty tidak disahkan, mungkin tetap akan melambat,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper