Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PANEN RAYA PADI: Tengkulak vs Bulog, Rebutan Gabah Petani

Tengkulak beras dari wilayah Jawa Barat mulai menyerbu Kabupaten Banyumas dan Cilacap, Jawa Tengah, yang segera memasuki panen raya sehingga Bulog Subdivisi Regional Banyumas harus bersaing dalam pembelian gabah petani.
Panen Padi. /Bisnis.com
Panen Padi. /Bisnis.com

Bisnis.com, PURWOKERTO -  Tengkulak beras dari wilayah Jawa Barat mulai menyerbu Kabupaten Banyumas dan Cilacap, Jawa Tengah, yang segera memasuki panen raya sehingga Bulog Subdivisi Regional Banyumas harus bersaing dalam pembelian gabah petani.

"Satker (Satuan Kerja) Pengadaan dan mitra Bulog harus bersaing dengan tengkulak dari Jabar yang telah membawa truk dan siap menunggu panenan petani," kata Pejabat Humas Bulog Subdivre Banyumas M Priyono di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, kepada Antara, Rabu (2/3/2016).

Oleh karena itu, kata dia, sejak sekarang Satker Pengadaan dan mitra Bulog harus bersiap-siap melakukan pembelian gabah petani karena panen raya akan berlangsung mulai pertengahan bulan Maret.

Lebih lanjut, dia mengakui bahwa Bulog Banyumas langsung melakukan pembelian gabah kering panen (GKP) begitu ada permintaan dari Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat panen di Desa Mernek, Kecamatan Maos, Cilacap, pada hari Senin (29/2).

"Kami membelinya dengan harga Rp3.700 per kilogram sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP) karena kualitasnya medium. Jika ada gabah yang memiliki kualitas premium, kami akan menyesuaikan dengan harga pasar dan masuk dalam penyerapan premium," katanya.

Menurut dia, mitra Bulog juga sudah mengajukan kontrak pengadaan gabah dan beras sehingga penyerapan hasil panen petani mulai dilakukan.

Dia mengakui bahwa proses untuk mengeringkan gabah hingga digiling menjadi beras membutuhkan waktu yang cukup panjang karena curah hujan saat ini masih tinggi.

Bahkan, kata dia, proses penjemuran GKP menjadi gabah kering giling (GKG) membutuhkan waktu sekitar satu minggu dan selanjutnya proses penggilingan.

"Saat musim kemarau, dari penyerapan hasil panen hingga menjadi beras hanya butuh waktu tiga sampai empat hari. Curah hujan yang cukup tinggi juga berdampak pada tingginya kadar air pada padi," katanya.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa pembelian gabah dari petani harus secepatnya dilakukan agar tidak didahului oleh tengkulak terutama yang berasal dari luar daerah.

Ia mengaku optimistis prognosa pengadaan pangan sebesar 80.000 ton setara beras pada tahun 2016 dapat tercapai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper