Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Riset: 2020, Industri Logistik Indonesia Diprediksi Tumbuh 15,4%

Lembaga riset Frost and Sullivan mengatakan selama 2015-2020 industri transportasi dan logistik di Indonesia naik hingga 15,4%.
Ilustrasi kegiatan logistik/Reuters
Ilustrasi kegiatan logistik/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga riset Frost and Sullivan mengatakan selama 2015-2020 industri transportasi dan logistik di Indonesia naik hingga 15,4%.

Gopal R, Global Vice President Transportation & Logistics Practice Frost and Sullivan mengatakan sepanjang 2015 pertumbuhan industri transportasi hanya 5% dari produk domestik bruto (PDB). Pada 2016, Gopal memprediksikan industri ini bisa meningkat antara 5%-10%.

“Sampai 2020, transportasi dan logistik akan tumbuh sampai dengan 15,4% atau senilai Rp4.396 triliun,” tutur Gopal, Rabu (2/3/2016).

Total pasar untuk transportasi dan logistik pada 2015 mencapai sekitar Rp2.152 triliun, dengan Rp578,9 triliun dari sektor transportasi dan sisanya Rp1.573 triliun dari kegiatan industri logistik.

Gopal menyebut kondisi ini terjadi karena tingginya kegiatan industri dalam negeri sepanjang 2015-2020. Gopal pun memprediksikan peningkatan tersebut disebabkan oleh tingginya ekspor produk manufaktur, perdagangan internasional khususnya dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), serta maraknya pembangunan infrastruktur yang menarik investasi.

Gopa menyebut ada tiga kunci dalam mencapai hasil yang maksimal dalam industri transportasi dan logistik antara lain; penguatan industri manufaktur dalam negeri, penguatan jasa layanan logistik khsuusnya kargo, dan penggunaan jasa logstik dalam e-commerce.

Pertumbuhan pesat e-commerce diprediksikan oleh Gopal akan mendorong penambahan keterisian kargo mengingat barang yang dikirim akan menggunakan pesawat ketimbang perjalanan darat. Tak hanya itu, e-commerce juga mendorong pembangunan gudang (warehouse) di area-area penyimpanan barang.

Oleh sebab itu, Gopal menyebut sepanjang 2015-2016 Indonesia harus gencar melakukan pembangunan infrastruktur dan meningkatkan transportasi multimoda guna menjawab tantangan global.

Tak hanya itu, pemerintah juga perlu memberikan sejumlah insentif dan regulasi yang mudah bagi para pelaku usaha transportasi dan logistik guna menambah investasi.

“Sehingga pada 2017 sampai 2020, Indonesia bisa bersaing di pasar global dengan fokus utama meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sektor transportasi dan logistik,” terang Gopal.

Wakil Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendra Rianto mengatakan, pada 2016 dia memprediksikan industri logistik dan supply chain mencapai 10%-15%. Pertumbuhan tersebut juga perlu dikawal seiring dengan sejumlah regulasi yang diluncurkan pemerintah yakni Paket Kebijakan Ekonomi I-X.

“Itulah alasan untuk mencapai target tersebut perlu peninjauan ulang terhadap kebijakan pemerintah, maka saya mendorong adanya Dewan Logistik Nasional untuk mengawasi kebijakan, atau damage control, sebuah elemen yang memantau kebijakan publik atas kegiatan rantai pasokan,” ungkap Mahendra.

Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta Widjijanto mengatakan, pada 2015 industri logistik secara umum mengalami penurunan, termasuk industri logistik di DKI Jakarta. Hal itu terjadi seiring perlambatan ekonomi pada 2015 yang mengakibatkan penurunan ekspor dan impor.

“Pada 2015 logistik memang menurun, tetapi kami menargetkan tahun ini bisa kembali meningkat kalau bisa mencapai 15%,” kata Widjijanto.

Untuk mendukung pencapaian tersebut, Widjijanto pun meminta pentingnya Dewan Logistik Nasional untuk memantau kinerja pemerintah dalam mengurus industri logistik. Dia berharap lembaga pemantau tersebut bisa mewujudkan cita-cita menumbuhkan industri logistik di Indonesia.

Adapun salah satu agenda penting dari Dewan Logistik Nasional diakui Widjijanto harus mengawasi regulasi penyebaran barang-barang jadi impor agar jangan menguasai pasar tradisional sehingga industri dalam negeri bisa diproteksi.

Agenda lainnya adalah perlunya pemerintah memberi insentif bebas bea masuk bagi importir bahan baku agar memiliki gairah memasukkan barangnya ke Indonesia. “Kalau kegiatan ekspor dan impor tidak terkendala, industri logistik tak akan kehilangan pasarnya,” tandas Widjijanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper