Bisnis.com, JAKARTA-- Berbeda dengan Korea Selatan, pemeliharaan infrastruktur di Indonesia masih belum optimal. Pasalnya, proses tersebut belum dilakukan secara terintegrasi.
Kasubdit Konstruksi Berkelanjutan Anita Tambing mengakui proses pemeliharaan terhadap proyek-proyek infrastruktur di tanah air masih dilakukan oleh masing-masing kementerian dan lembaga terkait .
Dalam lingkup Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sendiri, pengawasan terhadap keselamatan dan keamanan konstruksi dilakukan secara spesifik pada jenis proyek berbeda. Misalnya, Komite Kemanan Bendungan melakukan pengawasan pada proyek waduk, sementara Komite Jembatan melakukan inspeksi pada proyek-proyek jembatan.
“Kita masih belajar, sampai saat ini [infrastruktur] masih kita pelihara, tapi oleh masing-masing kementerian seperti hangar oleh kementerian perhubungagn, jalan dipelihara oleh dirjen bina marga,” ujarnya, Jum'at (11/12/2015)
Hal ini berbeda dengan Korea Selatan yang memiliki Komite Keselamatan dan Teknologi Infrastruktur bernama Kistek. Komite ini bertugas melakukan pemeliharaan berupa inspeksi berkala pada infrastruktur yang telah terbangun, seperti jalan, jembatan, dan pelabuhan.
Komite ini dibentuk segera setelah Korsel mengalami kegagalan konstruksi yang cukup parah pada dekade 90-an. Kasus tersebut yakni runtuhnya Jembatan Sungsoo pada 1994 yang menewaskan 32 orang dan runtuhnya pusat perbelanjaan Sampoong pada 1995 yang menewaskan lebih dari 500 orang. Setelah dibentuk komite khusus, catatan buruk kegagalan kontruksi fatal di Korea Selatan pun berkurang signifikan selama 20 tahun terakhir.
Kasus Kegagalan Konstruksi 2011-2015
Kasus Nama Proyek Lokasi Tahun
Jembatan rubuh Jembatan Kutai Kertanegara Kalimantan Timur 2011
Runtuhnya kanopi Stadion Tenis Riau 2012
Runtuhnya plat tangga GOR Koja Jakarta 2013
Runtuhnya plat lantai Rukan Cendrawasih Samarinda 2014
Runtuhnya Jembatan
penghubung Perpustakaan Daerah Jakarta 2014
Crane terguling Normalisasi Ciliwung Jakarta 2015
Rubuhnya Deck jembatan Jembatan Dompak Riau 2015
Runtuhnya hanggar Bandara Sultan Hasanuddin Makassar 2015
Sumber: Kementerian PUPR, diolah. 2015