Bisnis.com, JAKARTA—Maraknya pembangunan proyek infrastruktur transportasi seperti Light Rapid Transit (LRT), Mass Rapid Transportasi (MRT) dan High Speed Railway (HSR) mendorong produsen beton pracetak untuk berlomba meningkatkan kapasitasnya.
Direktur Keuangan PT Waskita Beton Precast Antonius Yulianto mengatakan phaknya berencana membangun dua pabrik baru pada tahun depan untuk menyuplai kebutuhan proyek LRT Palembang yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya. Namun, dia belum bersedia menyebutkan investasi yang akan dikucurkan untuk pabrik tersebut.
“Tahun depan kita rencanakan mendirikan dua plant baru,” ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (2/12/2015).
Adapun pada tahun depan, pihaknya menargetkan peningkatan kapasitas menjadi 2,4 juta ton per tahun, dari kapasitas saat ini yang mencapai 1,8 juta ton per tahun. Untuk memenuhi kebutuhan pendanaan, perseroan akan melakukan penawaran saham perdana pada semester dua tahun depan untuk memperoleh pendanaan sekitar Rp3,5 triliun hingga Rp4 triliun.
Pada kuartal akhir ini, anak perusahaan Waskita Karya ini memproduksi 700.000 ton beton untuk mencapai target 1,80 juta ton beton pada akhir tahun 2015. Sebelumnya, perusahaan telah memproduksi 1,10 juta ton beton hingga kuartal III-2015.
Corporate Secretary PT Wika Beton Puji Hariyadi mengungkapkan pihaknya tengah melakukan kajian untuk pengoperasian satu unit mobile plant guna memasok kebutuhan proyek infrastruktur di Sumatera. Untuk dapat mengoperasikan mobile plant tersebut, perseroan masih menunggu izin dari Otoritas Jasa Keuangan.
Meski demikian, pihaknya memastikan kapasitas produksi beton yang mencapai 2,3 juta ton per tahun masih mencukup untuk memasok kebutuhan sejumlah proyek transportasi seperti LRT Jabodetabek dan LRT Palembang. Untuk proyek kereta cepat, Puji mengatakan pihaknya masih menunggu kepastian desain konstruksi.
“Dari segi kapasitas masih mencukupi, kita jug masih ada cadangan kapasitas di pabrik di Lampung Selatan, yang belum beroperasi sepenuhnya,” ujarnya.
Puji mengatakan, hingga September tahun ini, tingkat pemanfaatan kapasitas atau utilization rate di WTON baru mencapai 75% akibat lambatnya belanja modal di sektor infrastruktur. Namun, dia optimistis jumlah tersebut akan meningkat menjadi 85% pada tahun depan seiring dengan proses konstruksi proyek yang tengah berjalan.
Adapun di proyek infrastruktur transportasi, WTON tengah memasok sebagian kebutuhan beton pracetak di proyek LRT Jabodetabek sekitar Rp20 miliar, dan juga berencana memasok kebutuhan LRT Palembang dengan nilai sekitar Rp19 miliar.
“Kita memang belum banyak menikmati, baru mulai triwulan 2015. Tapi kami optimis tahun depan akan recovery,” ujarnya.