Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah tengah mengkaji studi kelayakan terhadap proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Waduk Karian senilai Rp6,9 triliun untuk melengkapi suplai air baku ke Jakarta yang saat ini hanya mengandalkan air dari Waduk Jatiluhur.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mudjiadi mengungkapkan waduk yang terletak di Banten itu memiliki fungsi ganda. Selain sebagai pengendalian banjir, juga sumber penyediaan air baku bagi daerah sekitarnya termasuk Tangerang, Serang, Cilegon dan Jakarta.
Menurutnya, pemerintah ingin membangun waduk tersebut dengan skema Kerja sama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk meringankan APBN dan mendorong keterlibatan swasta dalam proyek infrastruktur. Karena itu, pihaknya kini tengah mengkaji kelayakan investasi proyek tersebut lengkap dengan skema pembiayaannya.
Sekarang lagi studi kalau itu dijadikan proyek nanti biaya air baku yang kita charge ke PDAM berapa, kalau dibiayai swasta apakah masih feasible atau tidak, ujarnya, Rabu(25/11).
Dia menambahkan rancangan skema pembiayaan itu termasuk mengkaji apakah perlunya dana dukungan pemerintah atau Viability Gap Fund (VGF) untuk membuat proyek lebih layak secara investasi. Namun, jika layak 100%, maka proyek tersebut akan diserahkan sepenuhnya kepada swasta.
Adapun studi kelayakan SPAM Karian ini menggunakan pinjaman dari Korea International Cooperation Agency (KOICA). Mudjiadi tidak menutup kemungkinan bahwa biaya konstruksi juga akan mengandalkan pinjaman KOICA.
Kita sedang hitung porsi pemerintah berapa swasta berapa. Apakah APBN atau pinjaman KOICA. Bisa juga nanti Korea ikut menggarap proyek ini, ujarnya.
Sementara itu, Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono mengungkapkan pihaknya telah mendapatkan sinyal bahwa KOICA akan kembali memberikan pinjaman untuk proyek ini pada tahun depan. Hal tersebut diperoleh dari pertemuannya dengan perwakilan KOICA di Amerika Serikat belum lama ini. Meksi demikian, dia belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai besaran pinjaman yang dimaksud.
"KOICA akan kasih loan, jadi tahun depan harus sudah mulai. Begitu Waduk Karian selesai, harus segera mulai," ujarnya.
Menurutnya, pembangunan SPAM Karian di bagian barat Jakarta penting untuk melengkapi suplai air baku ibu kota yang saat ini sangat tergantung dari Waduk Jatiluhur di bagian timur. Dengan demikian, bila musim kering tiba, maka kebutuhan air masyarakat tetap terpenuhi.
SPAM Karian rencananya akan dibangun dengan kapasitas 10.000 liter/detik untuk 80.000 sambungan rumah. Proyek ini akan melengkapi SPAM Jatiluhur yang berkapasitas total 15.000 liter/detik yang terbagi ke dalam tiga tahap konstruksi.
Sementara itu, Waduk Karian senilai Rp1,07 triliun yang menjadi Sumber Daya Air untuk SPAM baru mulai dibangun pada tahun ini, dan ditargetkan selesai dalam dua tahun. Pembangunan waduk dikerjakan oleh konsorsium Daelim Industrial, perusahaan asal Korea Selatan dengan PT Wijaya Karya Tbk dan PT Waskita Karya Tbk.