Bisnis.com, JAKARTA— Upaya peningkatan kapasitas PDAM harus terus dilakukan, seiring dengan keputusan konstitusi yang akan memprioritaskan BUMD dalam proyek penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Selain pemutihan utang, peningkatan kapasitas SDM juga tak kalah penting untuk dilakukan.
Sekretaris Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Rina Agustin Indriyani mengungkapkan data Buku Kinerja PDAM Tahun 2014 yang diterbitkan BPPSPAM menyatakan, dari 355 PDAM, hanya 51% atau 180 yang berstatus sehat, 29% atau 105 berstatus kurang sehat dan 20% atau 70 berstatus sakit. Namun, jumlah ini masih fluktuatif bergantung dengan perkembangan kondisi keuangan dan kinerja PDAM tersebut.
“Belum optimalnya kinerja PDAM ini disebabkan oleh masih tingginya idle capacity, tingkat non revenue water (NRW) rata-rata nasional yang masih tinggi, inefisiensi biaya, tarif yang belum full cost recovery dan rasio jumlah karyawan dan kompetensi SDA yang belum mumpuni,” ujarnya, Selasa (18/11/2015).
Oleh karena itu, pihaknya merumuskan ada tiga hal untuk mengatasi hal tersebut. Pertama, dengan membangun sistem penyediaan air minum yang baik, memfasilitasi pemda dan PDAM, serta pemberdayaan masyarakat.
Di sisi lain, Direktur Pengembangan Air Minum Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mochammad Natsir menilai pembangunan kapasitas sumber daya manusia juga tak kalah pentingnya dalam rangka peningkatan kapasitas PDAM.
“Sekarang kita suka ribut tentang tarif yang belum cost recovery, tapi tidak fair kalau kehilangan airnya tinggi. Jadi ini harus kita tekan dulu, idle capacity ini kita manfaatkan, efisiensi kita tingkatkan, baru kita bicara tarif,” ujarnya.
Menurutnya, pelatihan kepada para pekerja PDAM juga penting untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengelola SPAM, sehingga segala bentuk inefisiensi bisa dihindari. Oleh karena itu, pihaknya kini gencar melakukan pelatihan yang bersifat terintegrasi.
