Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah menargetkan konstruksi empat proyek Sistem Penyediaan Air Minum regional yang tersebar Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Yogyakarta dan Kalimantan Barat selesai akhir tahun ini guna dapat segera beroperasi pada tahun depan.
Direktur Pengembangan Air Minum Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mochammad Natsir mengungkapkan keempat SPAM Regional tersebut antara lain SPAM Banjar Bakula Kalimantan Selatan, SPAM Pasigala Sulawesi tengah, SPAM Karta Mantul di Yogyakarta dan SPAM IPA Kota Pontianak
“SPAM regional tahun ini cukup banyak seperti yang sedang kita laksanakan ada Banjar Bakula, Pasigala, Kubur Raya dan Kertamantul itu akan selesai tahun ini. Karena investasinya tidak visible, dukungan pemerintah terlalu besar, maka pemerintah yang bangun,” ujarnya, Senin (16/11).
Dia menuturkan kontrak konstruksi keempat proyek SPAM regional tersebut telah ditandatangani sejak tahun lalu. Kontrak konstruksi bersifat tahun jamak selama dua tahun sehingga ditargetkan beroperasi pada tahun depan.
Natsir menambahkan, pemerintah mencanangkan pembangunan total 19 proyek SPAM regional hingga 2019 dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Dengan demikian, pemerintah memiliki tugas membangun rata-rata empat hingga lima proyek SPAM regional baru setiap tahunnya.
Pembangunan SPAM regional, ujarnya, dilatarbelakangi oleh keterbatasan air baku dan infrastruktur penunjang sistem penyediaan air minum . Biasanya, beberapa kabupaten tertentu memiliki sumber air yang bisa dimanfaatkan bersama, tetapi butuh sistem distribusi yang bisa mencakup beberapa daerah sekaligus.
Selain itu, pembangunan proyek SPAM di tanah air juga bertujuan memenuhi hak masyarakat atas akses air layak minum hingga 100% pada 2019, dengan rincian 60% berasal dari jaringan perpipaan dan 40% lainnya dari jaringan non perpipaan.
Pihaknya mencatat rata-rata tingkat konsumsi warga terhadap air bersih per setiap harinya mencapai 180 meter kubik per detik. Dari jumlah tersebut, pemerintah mengklaim baru bisa memenuhi kapasitas sebanyak 68 meter kubik per detik.
“Harus bisa menyeimbangkan antara supply dan demand. Salah satunya dengan melakukan rekayasa di sisi supply membangun infarstruktur masif, mengolah air laut, sementara rekayasa pada sisi demand dengan menekan tingkat konsumsi air mulai dari tingkat keluarga,” tambahnya.
Direktur Jenderal Cipta Karya Andreas Suhono menyatakan, pihaknya tengah mendorong pembangunan SPAM regional untuk menghadapi perubahan iklim. Selain itu, juga guna membuat akses air minum layak menjadi lebih merata.
“Sekarang kan Indonesia menghadapi perubahan iklim di mana sumber air menjadi lebih sulit. Dengan adanya SPAM regional itu nanti akan membagi air curah ke kabupaten yang tidak punya sumber air cukup,” ujarnya.
Di sisi lain, pihaknya juga tengah menunggu disetujuinya Rancangan Peraturan Pemerintah mengenai Pengelolaan Sumber Daya Air dan Sistem Penyediaan Air Minum oleh presiden. Pasalnya, mekanisme pengelolaan proyek-proyek pengelolaan air dan SPAM akan diatur lebih rinci dalam regulasi tersebut.
Substansi beleid itu mencantumkan ketentuan untuk melibatkan pemerintah melalui BUMN/BUMD dalam pengelolaan air yang melibatkan swasta. Meski demikian, Andreas mengaku tidak ada pernyatan bahwa pemerintah harus memiliki porsi mayoritas dalam sebuah proyek.
“Saya kira tidak ada kata pemerintah harus mayoritas, tapi pemerintah harus bisa mengontrol, sehingga kejadian-kejadian yang lalu itu tidak terjadi,” tambahnya.
Data Teknis
SPAM Banjar Bakula Kalimantan Selatan
Investasi: Rp739,5 miliar
Kapasitas: 250 liter/detik
SPAM Pasigala Sulawesi Tengah
Biaya Investasi: Rp849,5 miliar
Kapasitas: 300 liter/detik
SPAM karta Mantul (DIY)
Investasi: Rp490,74 miliar
Kapasitas : 200 liter/detik
SPAM IPA Kota Pontianak
Investasi: Rp150,63 miliar
Kapasitas: 300 liter/detik
Sumber: BPPSPAM