Bisnis.com, JAKARTA— PT Hutama Karya (Persero) kembali mendapat penugasan untuk menggarap total 23 ruas Trans Sumatera melalui revisi Peraturan Presiden No 100/2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera.
Dari jumlah tersebut, perseroan akan membangun delapan ruas prioritas hingga 2019, dengan total kebutuhan investasi diperkirakan mencapai Rp70 triliun.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Herry Trisaputra Zuna menyatakan, revisi peraturan tersebut telah ditandatangani presiden pada pekan lalu. Beleid tersebut menambah lingkup pekerjaan HK dari yang sekarang membangun empat ruas Trans Sumatera, menjadi delapan ruas.
“Sudah ada perpresnya, baru minggu lalu. Jadi konsepnya ada 23 ruas, itu diatur tahapannya, didahulukan delapan ruas sampai 2019. Sisanya nanti berdasarkan evaluasi oleh Mentri PUPR," ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (16/11)
Dengan demikian, kini perusahaan plat merah tersebut menggarap delapan ruas Trans Sumatera. Empat ruas pertama yakni Medan—Binjai (17 km), Palembang—Indralaya (22 km) , Bakauheni—Terbanggi Besar (140 km), dan Pekanbaru—Dumai (126 km).
Sementara empat ruas tambahan lainnya adalah Terbanggi Besar-Pematang Panggang (100 km), Pematang Panggang-Kayu Agung (85 km), Palembang-Tanjung Api-Api (100 km) dan Kisaran-Tebing Tinggi (60 km).
Direktur Utama Hutama Karya I Gusti Ngurah Putra memperkirakan kebutuhan dana investasi untuk delapan ruas mencapai Rp70 triliun, dengan rincian empat ruas utama berkisar Rp30 triliun dan empat ruas tambahan Rp40 triliun. Selain mengharapkan dukungan dana dari pemerintah, pihaknya tetap akan mengupayakan pendanaan dari pihak lain, seperti perbankan dan lembaga pembiayaan infrastruktur.
“Perpres itu tidak ada revisi tentang share-nya. Shareholder masih 100% Hutama Karya, cuma diperluas ruasnya. Pendanaan tentunya harus ada dukungan pemerintah. Kalau tidak ada dukungan pemerintah susah, karena proyeknya sangat besar,” ujarnya.
Dia menambahkan, setelah berhasil memenuhi pendanaan untuk ruas Medan—Binjai dan Palembang—Indralaya, kini pihaknya tengah menjajaki kemungkinan pembiayaaan bagi ruas Bakauheni—Terbanggi Besar. Sambil menunggu, dia juga akan melakukan survey terhadap empat ruas tambahan lainnya dan mulai merancang rencana bisnis dan desain konstruksi.
Putera menjelaskan pihaknya masih akan menjajaki pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) untuk ruas Bakauheni-Terbanggi Besar. Kebutuhan investasi untuk ruas ini mencapai Rp16 triliun. Namun, HK baru memiliki Rp1,2 trliun yang diperoleh dari Penyertaan Modal Negara (PMN) 2015.