Bisnis.com, JAKARTA—Pembangunan jalan akses perbatasan antara Indonesia dan Malaysia di Provinsi Kalimantan Utara ditargetkan bisa tembus akhir 2015. Kalimantan menjadi pulau yang mendapatkan alokasi dana terbesar untuk pengembangan wilayah perbatasan, yakni senilai Rp1,1 triliun dari total anggaran untuk program ini pada 2015 senilai Rp2,7 triliun.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki Hadimoeljono mengatakan, Kalimantan Utara memiliki dua akses jalan perbatasan, yakni Mensalong-Tou Lumbis sepanjang 147,95 Km dan Malinau-Long Bawan-Long Midang sepanjang 232,6 Km. Ruas jalan Mensalong-Tou Lumbis saat ini sudah tembus sepanjang 133,25 Km sehingga tersisa 14,7 Km.
“Saya kira saat ini sudah hampir tembus semua kecuali jembatan. Tahun 2016 jembatan akan kita pasang di ruas Mensalong-Tou lumbis yang sudah tembus, selain itu juga akan kita perbaiki geometriya,” ujarnya seperti dikutip dari laman resmi Kementerian PUPR, Jumat (30/10/2015).
Oleh karena itu, pihaknya akan mengalokasikan dana hingga Rp678,8 miliar untuk membangun 40 buah jembatan dalam ruas jalan perbatasan tersebut. Semua jembatan itu akan dibangun melalui kontrak tahun jamak pada 2016 nanti.
Menteri Masoeki menyatakan, ruas jalan Tou Lumbis-Mensalong menjadi prioritas karena nantinya di sana akan idbangun Pos Lintas Batas Negara (PLBN). Selain itu, jalan tersebut juga menjadi penghubung masyarakat menuju kawasan Malinau.
Kecamatan Lumbis Ogong memiliki penduduk 4753 jiwa yang tersebar di 49 desa, di mana dalam setiap desa terdapat kelompok-kelompok dengan letak hunian yang berjauhan. Dengan adanya jalan ini, diharapkan penduduk akan mendekat ke jalan tersebut. Oleh karena itu, pihaknya juga akan melakukan penataan dan pengembangan kawasan perbatasan, termasuk membangun rumah-rumah khusus.
“Sekarang memang ada program rumah-rumah khusus di perbatasan yang sudah terbangun 240 unit, nanti akan diteruskan,” tutur Menteri Basuki.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Bina Marga, Kementerian PUPR, Hediyanto W. Husaini mengatakan, pemerintah tahun ini mengalokasikan anggaran senilai Rp2,7 triliun untuk penanganan jalan paralel dan lintas perbatasan serta pengembangan kawasan. Alokasi dana tersebut akan meningkat menjadi Rp3,65 triliun pada 2016.
“Fokus anggaran Bina Marga untuk tahun depan salah satunya adalah untuk penanganan jalan perbatasan. Itu tidak akan kita kurangi karena tahun-tahun sebelumnya alokasinya sudah sangat kecil,” katanya.
Nilai Rp3,65 triliun di 2016 terdiri atas Rp2,65 untuk penanganan jalan perbatasan sepanjang 2.140 km di pulau Kalimantan, Papua dan Timor (NTT), dan Rp1 triliun untuk mendukung pengembangan infrastruktur permukiman di tujuh PLBN.