Bisnis.com, JAKARTA — Menjelang setahun kabinet Jokowi-JK, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) masih terus menyelesaikan proyek-proyek infrastruktur yang mangkrak. Seperti diketahui, pemerintahan Jokowi-JK tengah menggeber pembangunan infrastruktur untuk menumbuhkan perekonomian.
Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono mengungkapkan, kementerian yang dipimpinnya saat ini berfokus pada dua hal. Pertama, menyelesaikan proyek-proyek yang tertunda dan mempercepat pelaksanaan program pembanguna infrastruktur yang baru.
“Tantangan pembangunan infrastruktur saat ini antara lain disparitas antara bagian barat dan timur Indonesia, tingkat urbanisasi yang tinggi, pemanfaatan sumber daya air dari 7,2 juta hektare lahan irigasi, tidak lebih dari 10% yang disuplai waduk. Itu kenapa sering kita dengar kekeringan,” ujarnya saat pemaparan kinerja setahun Kementerian PUPR, Selasa (13/10/2015).
Menurutnya, dari awal kabinet kerja berjalan, pihaknya telah melakukan penyelesaian beberapa proyek infrastruktur yang mangkrak, terdiri dari proyek jalan tol, jembatan, dan waduk. Beberapa proyek yang dimaksud adalah jalan Cikopo—Palimanan di Jawa Barat (diresmikan 13 Juni 2015), jembatan Ir.Soekarno di Sulawesi Utara (diresmikan 28 Mei 2015), Jembatan Merah Putih di Maluku yang kini perkembangan konstruksinya mencapai 90,88%.
Selain itu, pemerintah juga telah melakukan pengisian awal Bendungan Jatigede di Jawa Barat yang sempat tertunda selama tiga dasawarsa, dan berencana untuk menggenangi Bendungan Nipah di Jawa Timur pada November mendatang.
Meski demikian, masih ada proyek mengkrak yang menunggu penyelesaian. Salah satunya adalah tol Batang-Semarang yang kini tertunda konstruksinya akibat masalah pendanaan dari investor.
“Sekarang ini Trans Jawa yang masih ada ganjalan Batang-Semarang, tapi kami sudah konsultasikan ke kejaksaaan agung. Mudah-mudahan beliau menyetujui untuk dilelang ulang, memang ada somasi[dari investor] tapi itu biasa. Yang penting proyek ini “menggelinding”, bergerak terus,” tambahnya.