Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha berencana meningkatkan kapasitas produksi beton pracetak seiring dengan rencana pemerintah untuk meningkatkan penggunaan komponen procatek pada proyek-proyek infrastruktur
Direktur Utama PT Wijaya Karya Beton Tbk. Wilfred A. Singkali menilai kebijakan pemerintah tersebut mampu menggairahkan pasar beton pracetak di dalam negeri. Hanya saja, penggunaan komponen pracetak juga harus digalakkan pada sektor lain seperti properti.
“Ini target yang cukup besar, karena pemainnya sendiri masih relatif kecil. Target itu bisa dikejar dengan penggunaan [komponen pracetak] konstruksi gedung, kalau selama ini kan banyak penggunaannya di infrastruktur. Ini akan menambah peluang pasar yang sangat besar, mungkin bisa bertambah 20% dari pasar yang ada,” ujarnya, Jumat (18/9/2015)
Menurutnya, emiten berkode WTON itu memiliki kapasitas produksi sebesar 2,3 juta ton per tahun, atau sekitar 38% dari pangsa pasar beton pracetak dalam negeri.
Jumlah tersebut dihasilkan dari sembilan pabrik yang tersebar di tujuh lokasi di Indonesia, seperti di Sumatera Utara, Lampung, Lampung Selatan, Bogor, Karawang, Majalengka, Boyolali, Pasuruan, Sulawesi Selatan dan dua pabrik anak perusahaan.
Sehubungan dengan rencana pemerintah tersebut, pihaknya telah menyiapkan dana belanja modal senilai Rp528 miliar pada tahun ini guna meningkatkan kapasitas produksi hingga 2,5 juta ton per tahun.
Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk memperbesar kapasitas pabrik yang ada seperti di Makassar dan Lampung, serta menambah peralatan berat. Hingga kini, dana belanja modal yang telah digunakan baru mencapai Rp326 miliar.
Di sisi lain, pihaknya menilai lambannya perkembangan proses konstruksi pada proyek-proyek infrastruktur turut berpengaruh pada penjualan produknya. Dari target penjualan perusahaan tahun ini sebesar Rp 4 triliun, pihaknya berasumsi realisasi hanya akan mencapai Rp 3,2 triliun.
“Kami menyadari bahwa tidak ada satupun perusahaan konstruksi yang bisa mencapai labanya tahun ini, tetapi saya sering mengatakan badai pasti berlalu. Saya meyakini prospek perusahaan ini akan bagus, karena saya melihat tidak hanya tahun ini, tetapi jangka panjang,” ujarnya.
Direktur Transportasi PT Adhi Karya Agus Karianto mengungkapkan pihaknya tengah menyiapkan pendirian pabrik beton pracetak untuk memasok kebutuhan proyek Light Rail Transit (LRT). Rencananya, ada dua calon lokasi untuk pabrik beton tersebut, yakni Bekasi atau Cibubur.
“Kebutuhan komponen pracetak di proyek LRT itu sekitar 30%, itu sudah cukup banyak. Beton pracetak itu bukan dari efisiensi saja, tetapi juga aspek go green, karena dalam sistem konvensional selalu ada residu yang tidak termanfaatkan, sehingga prinsip go green itu mengarah ke efisiensi,” ujarnya.
Sebelumnya, PT Adhi Karya memiliki anak usaha yang bergerak di bidang pracetak, yakni PT. Adhi Persada Beton (APB). Hingga kini, APB telah memiliki dua pabrik beton pracetak yang terletak di Sadang Jawa Barat dan Mojokerto Jawa Tengah, dengan total kapasitas 1,3 juta ton per tahun.