Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung Batal

Menteri Perhubungan Ignatius Jonan mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk memakai skema bussiness to bussiness dalam pembangunan kereta api cepat.
Kereta api cepat./JIBI
Kereta api cepat./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA-- Menteri Perhubungan Ignatius Jonan mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk memakai skema bussiness to bussiness dalam pembangunan kereta api cepat.

Soalnya, saat ini sudah ada jalur kereta api yang dibangun pemerintah.

 “Jadi kalau mau buat kereta api yang modelnya beda, ya biar dunia usaha saja yang membangun,” kat Jonan  di Kementerian Koordinator Perekonomian, Kamis (3/9/2015).

Dikatakan, B2B dipilih  karena anggaran negara terbatas. Pemerintah memilih untuk menggunakan anggaran negara untuk membangun kereta di luar Jawa. Kemenhub  mendapat mandat untuk membangun kereta api Transumatera, Transulawesi, Transkalimantan, dan Transpapua.

Jonan berpendapat moda kereta api cepat tak cocok digunakan untuk Jakarta-Bandung yang mencapia 150 kilometer. Musababnya, kecepatan kereta api cepat mencapai 300 kilometer per jam.

Untuk jarak 150 kilometer terdiri dari 5-8 stasiun. Artinya, jarak tiap stasiun mencapai 30 kilometer atau dengan waktu tempuh 8 menit.

Dikatakan, kereta api cepat butuh waktu akselerasi untuk mencapai kecepatan 300 kilometer per jam. Menurut dia, akselerasi tak akan dicapai dalam waktu 8 menit.

“Kalau untuk Jakarta-Surabaya masih mungkin,” kata Jonan.

Terkait dengan mitra China atau Jepang untuk membangun kereta cepat ini, Jonan mengatakan itu adalah wewenang Menteri BUMN Rini Soemarno.

“Kalau kami dari perhubungan hanya mengeluarkan izin trasenya ke mana, pembangunannya bagaimana.” 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper