Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDUSTRI KERAJINAN: Pebisnis Targetkan Peningkatan Ekspor 12%

Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) menargetkan adanya peningkatan ekspor sebesar 10%-12% pada tahun ini, dengan pasar tujuan ekspor antara lain Amerika Serikat, Amerika Selatan, Eropa Timur, dan Timur Tengah.n
Pengrajin mengecat kursi dari bahan baku rotan di sebuah industri kecil di Pekayon, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (10/6/2015). Pengrajin mengaku merasa kesulitan untuk memasarkan hasil kerajinan rotannya dan berharap pemda mendukung usaha mikro kecil menengah tersebut./Antara
Pengrajin mengecat kursi dari bahan baku rotan di sebuah industri kecil di Pekayon, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (10/6/2015). Pengrajin mengaku merasa kesulitan untuk memasarkan hasil kerajinan rotannya dan berharap pemda mendukung usaha mikro kecil menengah tersebut./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) menargetkan adanya peningkatan ekspor sebesar 10%-12% pada tahun ini, dengan pasar tujuan ekspor antara lain Amerika Serikat, Amerika Selatan, Eropa Timur, dan Timur Tengah.

"Secara umum ini momentum terbaik buat kami, karena pelemahan rupiah ini menguntungkan. Tapi jujur ini tidak mudah," kata Sekjen AMKRI Abdul Sobur, Rabu (2/9/2015).

Menurutnya, ada beberapa hal yang menghambat target ekspor tersebut, di antaranya adalah lemahnya daya saing industri kayu di Tanah Air.

Menurutnya, penghambat peningkatan ekspor mebel dan kerajinan antara lain ketersediaan dan keterjangkauan harga bahan baku penolong serta pemberlakuan sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK).

"Tahun ini kami targetkan tumbuh sedikitnya 10%-12%. Tapi jujur ini tidak gampang, karena ada hambatan banyak, termasuk soal SLVK itu. SLVK itu seharusnya untuk hulu saja, hilir tidak usah karena ini membebani industri," ujarnya.

Berdasarkan data AMKRI, nilai ekspor mebel dan kerjinan Indonesia pada tahun lalu hanya senilai US$1,87 miliar, jauh lebih kecil dibanding Malaysia yang mencapai US$2,4 miliar dan Vietnam yang mencapai US$5,3 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Tegar Arief
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper