Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KERETA CEPAT: Jepang Minta Diberi Kesempatan Studi Kelayakan Ulang

Investor Jepang berencana melakukan studi kelayakan (feasibility study) ulang untuk proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung.
Shinkansen alias kereta supercepat/Ilustrasi-en.wikipedia.org
Shinkansen alias kereta supercepat/Ilustrasi-en.wikipedia.org

Bisnis.com, JAKARTA - Investor Jepang berencana melakukan studi kelayakan (feasibility study) ulang untuk proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung.

Direktur Transportasi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Bambang Prihartono mengatakan permintaan itu diajukan karena Jepang ingin melakukan studi kelayakan (feasibility study) di trase jalur kereta api yang sama, seperti yang digunakan oleh investor China.

"Memang trasenya beda, dia (Jepang) mau ikut trase yang sama dengan China," katanya di Jakarta, Rabu (26/8).

Bambang mengatakan pemerintah belum memberikan sikap atas permintaan investor Jepang tersebut.

Perbedaan trase dari studi kelayakan Jepang dan China turut menimbulkan perbedaan panjang rel kereta cepat, dan juga biaya investasi yang dibutuhkan.

Sementara, pemerintah menargetkan sudah dapat menentukan mitra antara Jepang atau China dalam pembangunan kereta cepat ini pada periode Agustus-September 2015.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Sofyan Djalil sebelumnya pada 15 Agustus 2015 mengatakan, pemerintah akan menunjuk tim konsultan independen yang beranggotakan pihak dari berbagai negara untuk menguji studi kelayakan dan proposal yang sudah diajukan Jepang dan China.

Hasil rekomendasi dari konsultan tersebut akan diserahkan kepada tim penilai dari pemerintah.

Beberapa pertimbangan pemerintah dalam menentukan mitra proyek ini a.l. berdasarkan kebutuhan investasi, penerapan teknologi, penggunaan tingkat kandungan dalam negeri, harga tiket kepada penumpang, dan juga potensi efek ekonomi yang dihasilkan.

Proyek kereta cepat Indonesia yang diwacanakan sekelas Shinkansen dengan kecepatan 300 kilometer per jam akan melayani rute Jakarta-Bandung. Namun, dalam dokumen studi kelayakan Jepang, terdapat wacana rute kereta cepat ini juga akan melayani konektivitas ke Cirebon, bahkan hingga Surabaya.

Untuk rute Jakarta-Bandung, kereta cepat akan memangkas waktu tempuh perjalanan dari dua hingga tiga jam menjadi sekitar 37 menit.

Jepang sudah terlebih dahulu melakukan studi kelayakan tahap pertama dan menyerahkan proposal kepada pemerintah. Menurut data Bappenas, dari proposal Jepang diketahui biaya pembangunan rel dan kereta cepat sebesar US$6,2 miliar .

Sedangkan, China melakukan studi kelayakan, setelah Jepang. Dari proposal China, kebutuhan investasi untuk pembangunan rel dan kereta cepat sebesar US$5,5 miliar.(antara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Yusran Yunus
Sumber : Newswire

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper