Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembangunan Waduk Logung di Kudus Dipercepat

Mengantisipasi kekeringan akibat musim kemarau berkepanjangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mempercepat pembangunan Waduk Logung di Kudus Jawa Tengah. Mulanya, pemerintah menargetkan waduk pembangunan waduk seluas 119 hektare ini rampung pada 2018, tetapi dipercepat menjadi pertengahan hingga akhir 2017.
Waduk/Ilustrasi
Waduk/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—Mengantisipasi kekeringan akibat musim kemarau berkepanjangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mempercepat pembangunan Waduk Logung di Kudus Jawa Tengah. Mulanya, pemerintah menargetkan waduk pembangunan waduk seluas 119 hektare ini rampung pada 2018, tetapi dipercepat menjadi pertengahan hingga akhir 2017.

Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono mengungkapkan pihaknya mempercepat target pembangunan tersebut setelah meninjau langsung lokasi  beberapa hari yang lalu. Menurutnya, waduk ini merupakan salah satu dari 13 waduk prioritas yang dibangun tahun ini, dan diharapkan mampu memperluas jaringan irigasi menjadi 5200 hektare, dari yang sebelumnya 2.500  hektare.

“Kalau Waduk Logung itu termasuk 13 waduk yang ingin dibangun 2015 ini. Kecepatan (pengerjaan proyeknya) bagus jadi saya minta dipercepat. Target 2018 kita coba percepat kalau tidak pertengahan, maka akhir 2017,” ujarnya usai menghadiri rapat koordinasi Strategi Mitigasi Kekeringan 2015 & Persiapan 2016 dengan Kementerian Pertanian, Kamis (13/08).

Dia mengatakan, percepatan proyek pembangunan Waduk Logung ini merupakan salah satu dari strategi mitigasi kekeringan yang akan dia lakukan pada tahun depan, bersama dengan pembangunan Embung Coyo dan Tirto yang terletak di Semarang. Sementara tahun ini, pihaknya akan berfokus pada pembangunan Suplesi Dumpil di Kabupaten Grobogan, serta memulai pembebasan tanah untuk pembangunan Embung Coyo dan Tirto.

Pembangunan waduk, ujar dia, menjadi penting karena kekeringan lahan pertanian biasanya terjadi pada daerah dengan sistem irigasi yang tidak memiliki waduk, biasanya masih mengandalkan embung, bendung, atau aliran sungai tanpa sistem penyimpanan. Sayangnya, data dari Kementerian PUPR menyebutkan, dari total 7.145.168 hektare luas sawah beririgasi di Indonesia, hanya 0,06%  atau sekitar 548 hektare yang telah memiliki waduk.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Deandra Syarizka
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper