Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

E-Commerce Jadi Tumpuan Pertumbuhan

Benda apa yang Anda cari begitu membuka mata di pagi hari? Tentu tidak sedikit yang langsung mencari gadgetnya, kemudian langsung memeriksa pesan singkat dan email yang masuk.

Bisnis.com, JAKARTA--Benda apa yang Anda cari begitu membuka mata di pagi hari? Tentu tidak sedikit yang langsung mencari gadgetnya, kemudian langsung memeriksa pesan singkat dan email yang masuk.

Tidak heran pola perilaku sebagian besar masyarakat ini mendorong meningkatkan penetrasi smartphone di Indonesia. Rilis data terbaru yang dikeluarkan oleh Google menunjukkan peningkatan angka penetrasi smartphone di Indonesia meningkat dari 28% di tahun lalu menjadi 43%.

Persentase ini menggambarkan hampir setengah penduduk di Indonesia menggunakan smartphone dalam kegiatan sehari-harinya. Perlu diingat, Indonesia merupakan negara keempat dengan penduduk terbanyak, tentunya ini menjadi pasar yang empuk baik bagi perusahaan smartphone, over-the-top (OTT) dan operator telekomunikasi penyedia layanan data.

Head Marketing Google Indonesia Veronica Utami belum lama ini memaparkan Indonesia merupakan salah satu dari 21 negara di dunia dimana pengguna smartphone lebih banyak dibandingkan penggunaan perangkat komputer.

“Dan, 30% dari pemilik smartphone ini melakukan penelusuran dengan perangkatnya setidaknya satu kali dalam seminggu,” ujarnya.

Di samping itu, CMO Google Asia Pasific Simon Kahn menambahkan 67% dari pemilik smartphone di Indonesia berbelanja langsung dihandphone mereka, dan juga adanya pengaruh langsung dari smartphone pada saat mereka berbelanja di toko.

“Kini para konsumen telah menjalani kehidupannya secara online, tidak jauh dari sejumlah layar dan perangkat, menjadi penting bagi parabrand hadir pada saat preferensi dibentuk dan keputusan dibuat oleh konsumen,” ungkap Kahn.

Persentase ini seharusnya bisa dijadikan peluang bagi pelaku bisnis seperti e-commerce dan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia. Dalam kesempatan yang berbeda, VP Marketing Elevania.com Madelaine Ong, sebuah platform marketplace mengungkapkan terdapat sekitar 55,2 juta UKM di Indonesia. Namun sayangnya, baru 0,05% yang mulai menjajaki pasar online.

Padahal 59,36% GDP Indonesia berasal dari UKM. Angka ini menunjukkan tingginya penggunaan internet di Indonesia tidak diikuti oleh tingginya UKM yang mulai merubah bisnis model menjadi digital. Padahal, sektor ini memiliki peluang emas untuk meningkatkan penjualan melihat pola perilaku masyarakat Indonesia menggunakan smartphone dan internet.

Namun, pemerintah nampaknya sudah mulai melihat sektor e-commerce ini sebagai sektor yang harus mulai diperjelas alur jalannya agar dapat bertumbuh dan berkembang. Langkah pertama yang mulai diatur adalah peta jalan yang tengah digodok oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) serta beberapa stakeholder terkait.

Beberapa waktu lalu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara sempat mengemukakan peta jalan ini nantinya akan keluar dalam bentuk tatanan regulasi yang mendukung e-commerce di Indonesia.

“Nanti dari peta jalan akan diatur hal terkait tahun keberapa akan ada aturan apa, sektor mana yang harus mengeluarkan aturan. Namanya peta jalan akan mengarahkan kemana dan siapa yang melakukan apa dan kapan,” jelasnya.

Menkominfo mengutarakan beberapa contoh negara yang memiliki potensi tinggi terhadap e-commerce telah membuat peta jalan seperti China dan Amerika. Dia memaparkan, e-commerce di China digerakkan oleh pemerintah. Regulator yang mengeluarkan kebijakan dan melihat bagaimana pertumbuhan pasar terhadap regulasi.

Lain lagi dengan model peta jalan e-commerce di Amerika. Di negara tersebut, e-commerce digerakkan dan ditentukan oleh pasar. Melihat potensi e-commerce di Indonesia, maka dirasa perlu memiliki peta jalan yang dapat mendorong pertumbuhan industri.

Selain itu, Rudiantara pun memaparkan peta jalan tersebut akan membagi segmentasi e-commerce menjadi tiga lini. Pertama,perusahaan rintisan (startup) yang benar-benar mulai dari nol. Kedua, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang berjumlah 55 juta di Indonesia agar bisa didorong memasuki e-commerceKetiga, e-commerce yang sudah establish.

Ketua umum Indonesia E-Commerce Association (idEA) Daniel Tumiwa pun menyambut positif peta jalan yang tengah digodok. Namun Daniel menekankan peta jalan e-commerce harus memberikan ruang untuk start up e-commerce berkembang dengan cara yang sama dengan usia perusahaan rintisan tersebut.

Selain peta jalan yang digodok dengan idEA, Kemenkominfo dan beberapa stakeholder terkait. Asosiasi yang serupa bersama Kementerian Perdagangan pun tengah menggodok Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) E-Commerce.

Pada akhirnya, baik peta jalan dan RPP e-commerce yang ditengah digodok ini diharapkan dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh pelaku bisnis Indonesia bukan menyuburkan lahan usaha negara lain. Namun tentunya tidak membuat pelaku usaha dan UKM segan memasuki penjualan dunia digital yang sebenarnya memiliki peluang emas jika digarap dengan tepat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Agnes Savithri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper