Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CITILINK TERGELINCIR: Kata Manajemen Bukan Pecah Ban

Manajemen maskapai Citilink Indonesia membantah isu penyebab pesawat bernomor penerbangan QG-970 tujuan Jakarta - Padang tergelincir di pinggir landasan pacu karena pecah ban.
PT Angkasa Pura II menyatakan operasional landasan pacu (runway) Bandara Minangkabau, Sumatra Barat dihentikan sementara menyusul tergelincirnya (overrun) pesawat Citilink nomor penerbangan QG 970 di Bandara Internasional Minangkabau, Padang pada Minggu (2/8/2015)  pukul 19.30 WIB./Antara
PT Angkasa Pura II menyatakan operasional landasan pacu (runway) Bandara Minangkabau, Sumatra Barat dihentikan sementara menyusul tergelincirnya (overrun) pesawat Citilink nomor penerbangan QG 970 di Bandara Internasional Minangkabau, Padang pada Minggu (2/8/2015) pukul 19.30 WIB./Antara

Bisnis.com, JAKARTA-- Manajemen maskapai Citilink Indonesia membantah isu penyebab pesawat bernomor penerbangan QG-970 tujuan Jakarta - Padang tergelincir di pinggir landasan pacu karena pecah ban.

"Tidak benar ada pecah ban saat pesawat melakukan pendaratan," kata Vice President Citilink Indonesia Benny S Butarbutar dalam keterangan persnya, Selasa (4/8/2015).

"Yang jelas situasinya saat itu hujan deras dan pesawat memenuhi semua persyaratan yang diminta untuk melakukan pendaratan, seperti jarak pandang yang clear sejauh 1.000 meter, kecepatan angin normal yang mencapai enam knot," jelasnya.

Pada Selasa siang, dilakukan pemeriksaan preliminary safety investigation oleh tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) di hanggar Bandara Minangkabau Padang. Selain tim KNKT ada juga tim teknis Citilink dan tim dari Garuda Maintenance Facility (GMF).

"Berdasarkan pandangan mata di lapangan, kondisi ban tidak pecah dan masih bagus. Ban pesawat juga masih tergolong sangat baru. Begitu juga dengan pesawatnya," ujar Benny.

Ditambahkan, terkait penyebab tergelincirnya pesawat, Citilink tidak mau berspekulasi.

"Kami menunggu hasil investigasi dari tim KNKT, karena itu merupakan hasil penyelidikan resmi dan legal," katanya.

Benny juga menjelaskan bahwa kehadiran tim KNKT merupakan keharusan seperti yang diamanatkan oleh undang-undang guna memastikan penyebab tergelincirnya pesawat Citilink yang saat itu membawa sebanyak 178 penumpang, termasuk satu orang anak dan tiga bayi.

"Citilink sangat kooperatif karena kita sadar hasil temuan tim KNKT bukan untuk mencari kesalahan tetapi menemukan apa yang salah sehingga ke depannya bisa dibuatkan mekanisme yang bisa mencegah peristiwa serupa sehingga safety penerbangan tetap menjadi fokus maskapai penerbangan dan semua pihak terkait," tutur Benny.

Hingga saat ini, tim KNKT masih melakukan investigasi terhadap penyebab tergelincirnya pesawat Citilink. Bersama tim GMF, tahapan awal dari penyelidikan telah dilakukan, mulai dari pengumpulan data laporan cuaca, kronologis dan kondisi pesawat sata melakukan pendaratan serta kegiatan evakuasi penumpang dan pesawat.

Menurut Benny, tim KNKT meminta semua hal yang terkait dengan insiden secara kronologis seperti transkrip rekaman komunikasi antara pilot dan menara pengatur lalu lintas udara, rekaman CCTB, beragai dokumentasi entang kejadian yang ada hingga alat pencatat data penerbangan (Flight Data Recording-FDR), dan rekaman komunikasi pilot di kokpit pesawat (Cockpit Voice Recording-CVR).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper