Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah berniat membangun terminal gas alam cair secara agresif dalam tiga tahun mendatang demi mendukung diversifikasi energi nasional.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui pemerintah terlambat membangun infrastruktur pengolahan energi gas alam, padahal sumber daya gas alam sangat melimpah untuk memenuhi kebutuhan nasional.
“Kita punya kesalahan utama, punya energi tapi telat membuat infrastrukturnya yang masuk ke daerah lain,”katanya, Selasa (14/4/2015).
Menurutnya, selama 30 tahun lebih pemerintah memproduksi gas alam tetapi malah lupa memakainya karena terbuai oleh bahan bakar minyak (BBM) yang dipatok dengan harga murah karena subsidi.
Untuk itu, pemerintah berencana membangun receiving terminal liquefied natural gas (LNG) ditambah floating storage and regassification unit (FSRU) secara agresif dalam 2-3 tahun mendatang.
Kendati ramah lingkungan, gas alam juga memiliki keterbatasan yakni harganya berfluktuasi dan mudah terpengaruh oleh kondisi geopolitik.