Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Perbedaan Kondisi Indonesia 2015 dan 1998 Menurut OJK

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengklaim kondisi ekonomi saat ini berbeda dengan situasi pada 1998.
Dolar AS menguat terhadap berbagai mata uang. /
Dolar AS menguat terhadap berbagai mata uang. /

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai kondisi ekonomi Indonesia saat ini berbeda dengan situasi pada 1998.

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan OJK Mulya E Siregar mengatakan situasi ekonomi global dan lemahnya harga komoditi minyak sehingga membuat mata uang dolar semakin perkasa.

"Penguatan dolar ini enggak hanya pengaruh ke nilai tukar rupiah aja tetapi mata uang lain juga terdampak," ujarnya di Menara BTN, Rabu (18/3/2015).

Menurutnya, kondisi ekonomi saat ini berbeda dengan situasi pada 1998. Pasalnya, kondisi ekonomiterjadi karena internal Indonesia dan ekonomi politik.

"Kalau sekarang memang tidak bisa di kontrol karena di sanaterjadi penguatan. Kami hanya bisa antisipasi ini. Pengaruh dari turunan harga minyak itulah yang menguat," kata Mulya.

Dia menuturkan mata uang dunia yang tak kena dampak dari penguatan dolar yakni rupee India dan peso Filipina, sedangkan mata uang negara lain seperti yen Jepang mengalami tekanan.

Mata uang yang menguat terhadap dolar AS antara lain dolar Taiwan naik 0,36%, rupee India naik 0,43%, baht Thailand menguat 0,73%, dan peso Filipina naik 0,81%. "Filipina menguat karena adanya cadangan devisa dari remitansinya. Sementara kalau kita kan defisit dari neraca transaksi berjalan. Ini gejala global," ucap Mulya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Editor : Setyardi Widodo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper