Bisnis.com, JAKARTA- Defisit neraca perdagangan non migas Indonesia dengan China semakin melebar pada periode Januari-Februari 2015 dibanding periode yang sama tahun lalu.
Data ekspor-impor Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada Senin (16/3) menunjukkan bahwa ekspor Indonesia ke China pada periode Januari-Febuari 2015 mengalami penurunan yang sangat tajam dibanding tahun lalu sebesar 40,62%. Di sisi lain, impor Indonesia dari negara tersebut justru naik sebesar 5,44%.
Kepala BPS Suryamin mengatakan penurunan ekspor juga terjadi di tiga besar negara tujuan ekspor Indonesia seperti Amerika Serikat (4,43%) dan Jepang (2,17%), namun yang turun paling signifikan adalah ekspor ke China.
Sedangkan untuk impor pada periode Januari-Februari dilihat dari 13 negara asal barang utama, terjadi penurunan dari semua negara, kecuali dari China. Importasi dari negara tersebut naik 5,44%. Defisit neraca perdagangan dengan negara tersebut menjadi yang terbesar, mencapai US$3,17 miliar.
“Kita ekspornya (ke China) turun tapi impornya naik. Dengan China kita defisitnya cukup tinggi US$1,567 miliar satu bulan saja. Ini harus dilakukan upaya supaya kondisinya berbalik, karena potensinya cukup besar,” kata Suryamin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel