Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terdampak Banjir, Tingkat Kunjungan Mal di Jakarta Anjlok 50%

Banjir yang mengguyur Ibu Kota berdampak pada berkurangnya kunjungan konsumen ke beberapa pusat perbelanjaan yang berada di sekitar wilayah yang tergenang air.
Banjir di depan Istana Merdeka, Jakarta, Senin (9/2/2015)./JIBI-Abdullah Azzam
Banjir di depan Istana Merdeka, Jakarta, Senin (9/2/2015)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Banjir yang mengguyur Ibu Kota berdampak pada berkurangnya kunjungan konsumen ke beberapa pusat perbelanjaan yang berada di sekitar wilayah yang tergenang air.
 
Wakil Sekjen Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia(Aprindo), Satria Hamid Ahmadi memprediksi rata-rata kunjungan ke beberapa mal yang berada di daerah yang terkena banjir menurun hingga 50%.
 
"Saya mendapat kabar bahwa kunjungan ke pusat perbelanjaan modern di sekitar kawasan Kelapa Gading [Jakarta Utara], Jalan Thamrin [Jakarta Selatan], Grogol [Jakarta Barat], dan beberapa titik lain di sekitar Ibu Kota turun tajam," katanya kepada Bisnis.com, Senin (9/2/2015).
 
Meski mencatat penurunan pengunjung, Satria belum bisa memastikan berapa kerugian omset yang didera oleh pelaku ritel modern.

Namun, dia khawatir pengelola pusat perbelanjaan mengalami kerugian cukup besar jika kondisi banjir masih terjadi dalam beberapa hari ke depan.
 
Sebagai informasi, lanjutnya, total perputaran uang dari perdagangan ritel modern di DKI Jakarta mencapai Rp100 miliar per hari.

Pelaku usaha ritel bisa menanggung kerugian besar apabila jumlah kunjungan konsumen ke gerai turun akibat banjir yang menggenangi areal di sekitar pusat perbelanjaan.
 
"Kami masih menunggu kondisi cuaca beberapa hari ke depan. Kami khawatir pendapatan makin anjlok jika hujan terus turun dan area banjir meluas".

Selain menurunnya jumlah kunjungan, paparnya, dampak signifikan dari banjir justru terganggunya jalur distribusi barang dari gudang pemasok ke gerai-gerai ritel modern.

"Saat ini, pelaku usaha ritel masih mengandalkan stok barang lama dan belum tahu kapan bisa menambah pasokan ke toko. Padahal jenis ritel supermarket dan hypermarket memiliki produk berdaya tahan rendah, misalnya sayuran, buah-buahan, ikan, dan daging," ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper