Bisnis.com, YOGYAKARTA - Peneliti Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan Universitas Ristsumeikan Jepang bekerja sama melakukan riset sistem manajemen informasi bencana di lokasi yang menjadi tujuan wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.
"Lokasi yang dijadikan riset tersebut adalah Pantai Parangtritis dan kawasan bangunan cagar budaya Kotagede, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), serta area kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah," kata Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UGM Suratman di Yogyakarta, Senin (2/2/2015).
Menurut dia, kerja sama riset yang dilakukan antarkedua universitas itu berangkat dari pengalaman negara masing-masing dalam menerapkan manajemen risiko bencana, di antaranya bencana erupsi Gunung Merapi, gempa Bantul, gempa Kobe, gempa dan tsunami Tohoku.
"Pengalaman Indonesia dan Jepang sebagai daerah rawan risiko bencana sangat penting dalam memberikan pandangan masing-masing dalam pengelolaan risiko bencana," katanya.
Ia mengatakan penelitian manajemen bencana itu tidak sekadar untuk kepentingan riset semata tetapi aplikasinya juga bisa diterapkan langsung oleh masyarakat yang tinggal di kawasan destinasi wisata. "Kami berharap produk riset itu bisa memberikan masukan kepada pemerintah dalam mitigasi bencana," katanya.
Ketua Magister Manajemen Bencana UGM Sudibyakto mengatakan penelitian bersama semacam itu bisa memberikan informasi kelebihan dan kelemahan dari setiap kebijakan yang pernah dilakukan pemerintah Indonesia dan Jepang dalam penanggulangan dampak risiko bencana.
"Dipilihnya DIY sebagai lokasi utama penelitian itu karena provinsi tersebut rentan terhadap berbagai risiko bencana alam. Bencana yang rentan dialami sebagian masyarakat DIY adalah gempa bumi dan letusan gunung berapi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel