Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DPR Minta Freeport Bangun Smelter di Papua

Dewan Perwakilan Rakyat meminta PT Freeport Indonesia untuk membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) di Papua, bukan di Jawa Timur yang selama ini ramai dibahas.
Tambang Freeport di Papua/bisnis.com
Tambang Freeport di Papua/bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Dewan Perwakilan Rakyat meminta PT Freeport Indonesia untuk membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) di Papua, bukan di Jawa Timur yang selama ini ramai dibahas.

Ketua DPR Setya Novanto mengatakan pembangunan smelter di Papua akan berhubungan erat dengan kontribusi terhadap perkembangan Papua dibandingkan dengan bila dibangun di Gresik, Jawa Timur.   

"Kita harapkan masalah smelter ini tetap harus dibangun dan dibangun tetapi kami harapkan ada di Papua. Hal ini karena prasyarat agar pemerataan pembangunan bisa terlaksana. Masalah yang ada berkaitan dengan kehidupan di Papua sana," katanya, di komplek Istana Kepresidenan, Senin (2/2/2015).

Sebelumnya, Gubernur Papua Lukas Enembe meminta PT Freeport Indonesia mengatakan hal yang sama. Pihaknya menolak rencana pembangunan smelter milik PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur, karena dianggap tidak berkontribusi terhadap pembangunan di Papua.

"Semua elemen Papua menolak smelter dibangun di Gresik. Saya mendampingi bupati-bupati di Papua untuk bertemu Presiden, dan kami sepakat menolak smelter dibangun di Gresik," katanya di Istana Negara, Jakarta, Kamis (29/1/2015).

Lukas menuturkan seluruh kekayaan alam yang ada di Papua harus dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat Papua. Dia pun mempersilahkan Papua untuk menutup kegiatan operasionalnya, jika tidak membangun smelter di wilayah tersebut.

Pembangunan smelter merupakan syarat agar Freeport bisa melakukan ekspor. Pemerintah sudah menandatangani MoU tentang amendemen kontrak selama enam bulan ke depan agar tetap bisa ekspor meskipun smelter belum berdiri. 


"Masalah perpanjangan ekspor impor  mestinya harus konsultasi lebih dulu dgn DPR. Dan tentu ini akan kita bicarakan dengan bapak presiden," jelas Setya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper