Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Tak Capai Target, Pemerintah Harus Gencarkan Hilirisasi

Kendati nilai ekspor Indonesia pada Desember 2014 mengalami peningkatan dari November 2014, dan secara kumulatif nilai ekspor Indonesia selama 2014 membukukan nilai US$176,29 miliar. Jumlah ini tidak mencapai target yang ditetapkan pemerintah yaitu US$184,3 miliar.
Pemerintah harus memfokuskan hilirisasi untuk komoditas minerba, perkebunan, dan hasil laut. /Bisnis.com
Pemerintah harus memfokuskan hilirisasi untuk komoditas minerba, perkebunan, dan hasil laut. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kendati nilai ekspor Indonesia pada Desember 2014 mengalami peningkatan November 2014, dan secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Desember 2014 membukukan nilai US$176,29 miliar. Jumlah ini tidak mencapai target yang ditetapkan pemerintah yaitu US$184,3 miliar.

Direktur Riset Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati menilai faktor utama menurunnya kinerja ekspor sepanjang 2014 lantaran penurunan harga komoditas primer di pasar dunia.

Selain itu, nilai ekspor nonmigas melandai akibat larangan diberlakukannya Undang-Undang Mineral dan Batubara (Minerba) yang melarang ekspor komoditas mineral dalam bentuk mentah. "Karena harga komoditas primer anjlok. Kunci utama jika ingin nilai ekspor meningkat adalah hilirisasi," katanya kepada Bisnis.com, Senin (2/2/2015).

Terkait target ekspor 300% yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan, Enny menuturkan hal tersebut bisa dicapai asalkan masing-masing kementerian terkait bisa bekerja sama secara sinergis.

Dia mengatakan pemerintah harus memfokuskan hilirisasi untuk komoditas minerba, perkebunan, dan hasil laut. "Jika hilirisasi sudah berjalan dan pasokan bahan baku di pasar tersedia, nilai ekspor bisa naik 3-4 kali lipat. Dengan begitu, target pemerintah menaikkan ekspor 300% pada 2015 bisa tercapai," ujarnya.

Komoditas tersebut a.l. karet dan barang dari karet turun 24,42% dengan nilai US$7,100 juta, bahan bakar mineral turun 15,02% dengan nilai US$21,057 juta, dan kertas/karton turun 0,34% dengan nilai US$3,743 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper