Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target Ekspor 2014 Tidak Tercapai, Ini Penyebabnya

Target ekspor Indonesia pada 2014 sebesar 184,3 miliar dolar AS diperkirakan tidak tercapai, hanya mampu mengantongoi transaksi sekitar 178 miliar dolar AS.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Target ekspor Indonesia pada 2014 sebesar 184,3 miliar dolar AS diperkirakan tidak tercapai, hanya mampu mengantongoi transaksi sekitar 178 miliar dolar AS.

"Prediksi saya sampai dengan Desember 2014, untuk ekspor non-migas sebesar 146 miliar dolar AS, secara total sebesar 178 miliar dolar AS," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementeria Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak, Selasa (6/1).

Nus mengatakan, kinerja ekspor tahun 2014 bisa dikatakan sangat berat karena adanya faktor pelemahan ekonomi global yang berakibat turunnya ekspor Indonesia serta menurunnya harga komditas ekspor andalan seperti minyak sawit dan juga karet.

"Untuk tahun 2014 berat, oleh karena itu nanti akan ada paket kebijakan untuk ekspor, kita akan bersama-sama mendorong ekspor," kata Nus.

Kendati tahun 2014 dinilai cukup berat, Nus menjelaskan, beberapa produk ekspor Indonesia yang mampu melampaui target ekspor adalah minyak sawit, produk kayu, produk kimia, metal, makanan olahan, dan otomotif.

"Selain itu ada juga produk prospektif yang cukup bagus seperti perhiasan dan juga produk plastik. Sementara untuk negara tujuan utama yang melampaui target antara lain adalaha Amerika Serikat, Italia, Spanyol dan Turki," ujar Nus.

Nus menambahkan, untuk ekspor non-migas sendiri, diperkirakan hanya mampu mencapai 146-148 miliar dolar AS, dimana target pada tahun 2014 lalu ditetapkan sebesar 150-152 miliar dolar AS. Penurunan tersebut diakibatkan, adanya penurunan harga komoditas dan juga perekonomian dunia.

Pada tahun 2015, Kementerian Perdagangan sendiri menargetkan kinerja ekspor mampu mencapai 192,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS), dimana jika dibandingkan dengan tahun 2014 lalu, target tersebut mengalami kenaikan sebesar 4,4 persen saja.

Pada awal tahun 2014 lalu, pemerintah mematok terget ekspor sebesar 192 miliar dolar AS, tetapi harus dikoreksi menjadi 184,3 miliar dolar AS, atau diturunkan kurang lebih sebesar 0,9 persen.

Pada periode kepemimpinan Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel, kinerja ekspor Indonesia ditargetkan mampu naik mencapai 300 persen dalam kurun waktu lima tahun kedepan. Dimana beberapa produk yang akan dijadikan andalan adalah produk-produk yang berbasis manufaktur.

Produk manufacturing yang akan didorong ekspornya dan masuk dalam kelompok satu adalah produk elektronik, tekstil dan produk tekstil, produk kimia, produk kayu, kertas dan furnitur serta produk logam.

Selain itu, adalah otomotif, mesin-mesin, produk plastik, peralatan medis dan beberapa produk lainnya, serta produk alas kaki, dan produk karet, serta kerajinan kulit dan produk kulit, dan minyak astiri.

Dengan target 300 persen tersebut, Kementerian Perdagangan menyatakan hal itu akan mendorong adanya penyerapan tenaga kerja kurang lebih sebanyan 4,6 juta orang, dan menambah investasi asing langsung senilai 40,5 miliar dolar AS per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Redaksi
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper