Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gap Investasi Infrastruktur Asia Capai US$1 Triliun/Tahun

Bank Dunia memperkirakan selisih kebutuhan investasi infrastruktur di Asia mencapai US$1 miliar per tahun.

Bisnis.com, JAKARTA--Bank Dunia memperkirakan selisih kebutuhan investasi infrastruktur di Asia mencapai US$1 miliar per tahun.

Wakil Presiden Bank Dunia Kawasan Asia Timur dan Pasifik Axel Van Trotsenburg mengatakan gap investasi tersebut harus dipenuhi agar terjadi pemerataan pembangunan infrastruktur di negara-negara Asia.

Oleh karena itu, Van Trotsenburg terbuka atas pembentukan Asia Infrastruktur Investment Bank (AIIB) yang diinisiasi oleh China. Indonesia telah resmi bergabung dalam AIIB pada akhir November 2014.

"Kebutuhan investasi infrastuktur ini besar sekali. Setiap tahun, gap kebutuhan investasi infrastruktur mencapai US$1 triliun," katanya di kantor Wakil Presiden, Senin (8/12).

Van Trotsenburg merinci dari selisih investasi yang mencapai US$1 triliun per tahun, 50% kebutuhan ada di Asia Timur, dan 25% ada di Asia Selatan.

"Jadi sangat penting bagi Asia agar gap investasi itu terpenuhi. Kebutuhan investasi tersebut tidak mungkin dapat terpenuhi oleh lembaga keuangan multilateral yang ada saat ini. Jadi, kalau ada organisasi baru yang juga mencoba membantu dalam area infrasturktur, kami terbuka untuk bekerja sama," tuturnya.

Bank Dunia, imbuhnya, tidak merasa keberadaan AIIB menjadi pesaing dalam hal penyaluran bantuan finansial bagi negara-negara berkembang di Asia. Dia justru mendukung AIIB agar pemeratan pembangunan jalan, air bersih, dan listrik di pelosok negara-negara Asia semakin cepat terwujud.

"Kebutuhan investasi sangat besar. Menurut saya, memang butuh dukungan kolektif dari komunitas internasional supaya kemiskinan turun, akses infastruktur meningkat," ujar Van Trotsenburg.

Bank Dunia, imbuhnya, siap memberikan dukungan finansial kepada Indonesia berupa pinjaman jangka panjang dengan tenor 15, 20, bahkan 30 tahun.

"Pinjaman jangka panjang ini interest rate-nya kurang dari 1%. Karena kita tarik dari pasar untuk disalurkan ke negara-negara mitra," pungkasnya.

Berdasarkan situs resmi Bank Dunia, ada 61 proyek yang sedang bergulir di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah proyek mitigasi banjir Jakarta senilai US$139,64 juta, proyek investasi energi panas bumi US$175 juta, proyek desentralisasi dan pemerintah lokal US$500 juta, dan proyek PLTA Cisoka 1.040 MW US$640 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper