Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peluang Bisnis Jamu Makin Moncer, Diprediksi Tumbuh 29% Dalam 3 Tahun

Potensi bisnis produk kesehatan tradisional Indonesia diproyeksi makin menjanjikan bagi para pemodal, karena industri obat herbal (jamu) di Tanah Air diyakini bakal tumbuh 29% dari hanya Rp6,5 triliun pada 2013 menjadi Rp8j,4 triliun pada 2016.
Mulai dari hulu di pertanian bahan bakunya, hingga hilir di pembuatan obatnya. /bISNIS.COM
Mulai dari hulu di pertanian bahan bakunya, hingga hilir di pembuatan obatnya. /bISNIS.COM

Bisnis.com, JAKARTA—Potensi bisnis produk kesehatan tradisional Indonesia diproyeksi makin menjanjikan bagi para pemodal, karena industri obat herbal (jamu) di Tanah Air diyakini bakal tumbuh 29% dari hanya Rp6,5 triliun pada 2013 menjadi Rp8j,4 triliun pada 2016.

Ekspetasi tersebut dilansir oleh Euromonitor, yang mendata pertumbuhan industri jamu mencakup 9,1% dari PDB nasional. Setelah anjlok ke level 7,8% pada 2013, pertumbuhan perdagangan jamu diperkirakan menyentuh 9,2% pada 2016 dan 10,6% pada 2017.

Menurut hasil penelitian yang diterima Bisnis Rabu (26/11) tersebut, moncernya peluang bisnis produk kesehatan di Indonesia turut dipicu oleh semakin tingginya kesadaran masyarakat akan produk-produk medis berbahan alami yang dinilai lebih aman.

“Seiring dengan itu, bisnis obat herbal seperti PT Sido Muncul Tbk bakal lebih prospektif dengan pertumbuhan 8,9% dari Rp13,2 triliun pada 2013 menjadi Rp17 triliun pada 2016,” papar  laporan yang dirilis bertepatan dengan perayaan Enam Tahun Jamu Brand Indonesia.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Jamu Indonesia (GPJI) Charles Saerang menjelaskan bisnis obat herbal memecahkan rekor pertumbuhan tertinggi pada level 14,2% selama rentang waktu 2008-2013.

“Total penjualan industrinya mencapai Rp7,2 triliun pada 2008 dan menembus Rp13 triliun pada 2013. Tahun ini, penjualan jamu diprediksi tumbuh lebih dari Rp14 triliun, dengan total konsumsi domestik senilai Rp25 triliun,” imbuhnya.

Laporan lain dari Capricorn Indonesia Consult (CIC) menyebut bahwa total konsumsi jamu secara domestik di Tanah Air tumbuh 35,1% secara volume dan 16,8% secara nilai sepanjang periode 2008-2012.

Data dari Kemenko Perekonomian menyebut nilai ekonomi jamu pada 2014 secara kumulatif mencapai Rp13 triliun alias naik 10% dari total 2013. Saat ini, pemerintah tengah berupaya menjadikan jamu sebagai image dagang khas milik Indonesia.

Di lain pihak, Dirut Sido Muncul Irwan Hidayat melihat produk jamu sebagai peluang bisnis yang sangat prospektif bagi masyarakat, karena dapat dikembangkan mulai dari hulu di pertanian bahan bakunya, hingga hilir di pembuatan obatnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper