Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KABINET KERJA: Susi Pudjiastuti, Negara Pantas Dapatkan Lebih

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, negara pantas mendapatkan pemasukan lebih dari pendapatan yang diambil dari kapal-kapal penangkap ikan yang beroperasi di kawasan perairan Indonesia.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti

Bisnis.com, JAKARTA -  Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, negara pantas mendapatkan pemasukan lebih dari pendapatan yang diambil dari kapal-kapal penangkap ikan yang beroperasi di kawasan perairan Indonesia.

"Negara pantas mendapatkan lebih," kata Susi Pudjiastuti dalam konferensi pers di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Kamis (30/10/2014).

Menurut Susi, pihaknya juga sedang melakukan inventarisasi terkait penerimaan dari perizinan kapal-kapal besar yang berjumlah sekitar 5.300 kapal.

Dari jumlah kapal tersebut, ujar dia, Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang diterima hanya sekitar Rp300 miliar. "Itu terlalu kecil, tidak sejalan dengan sumber daya yang diambil," tegas Menteri Kelautan dan Perikanan, seperti dikutip Antara.

Ia mencontohkan, di Australia saja, untuk kapal penangkap ikan yang ingin menangkap lobster di kawasan perairan negara tersebut, harus membayar "license" (izin) hingga sekitar US$1 juta.

Dengan jumlah yang sangat besar itupun, ujar dia, periode penangkapan ikan hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu bulan-bulan tertentu saja.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan bakal memberlakukan moratorium atau memberhentikan pemberian izin penangkapan ikan untuk kapal-kapal berukuran besar pada 2014.

"Saya ingin moratorium izin kapal-kapal besar sampai akhir 2014," kata Susi Pudjiastuti saat beraudiensi dengan para pengusaha di Menara Kadin, Jakarta, Kamis.

Susi mengutarakan bila kebijakan tersebut dinilai menghambat aktivitas usaha maka dirinya meminta maaf tetapi itu merupakan kebijakan yang dibutuhkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper