Bisnis.com, JAKARTA -- Jargon membangun budaya wirausaha di Indonesia terus digaungkan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan swasta. Salah satu tujuannya untuk meningkatkan jumlah pengusaha usaha kecil dan menengah di Nusantara.
Sayangnya, slogan peningkatan wirausaha tidak merata di seluruh daerah, khususnya Indonesia. Salah satu daerah yang belum bisa meningkatkam iklim wirausaha adalah Papua dan Papua Barat.
Direktur Utama PT. Bank Pembangunan Daerah Papua Johan Kafiar mengatakan ada tiga hal yang menghambat perkembangan wirausaha di provinsi yang terletak di Timur Indonesia ini.
Faktor penghambat itu adalah tidak tersedianya infrastruktur serta sarana dan prasarana yang tak memadai. Selain, pola pikir dan pengetahuan masyarakat Papua untuk berwirausaha masih minim.
"Karena jeleknya infrastruktur, pelaku usaha jadi kesulitan ketika mengirim dan memasarkan barang. Kalaupun bisa mereka harus pakai pesawat sehingga biaya distribusi membengkak. Padahal, tanah Papua kaya akan sumber daya alam," ujarnya di Jakarta, Jumat (26/9/2014).
Selain pembangunan fisik, masalah lain yang menghadang masyarakat Papua untuk mengembangkan bisnis adalah pola pikir.
Menurut Johan, banyak masyarakat yang belum mendapatkan pendidikan tentang manfaat wirausaha dan bagaimana merintis bisnis secara efektif.
Oleh karena itu, Bank Papua membuka kesempatan bagi pelaku UMKM dan siswa asal Papua untuk mendapat beasiswa dan pelatihan kewirausahaan di STIE Prasetiya Mulya Jakarta.
"Kami berharap pola pikir masyarakat Papua menjadi lebih terbuka dan bisa mengimplementasikan ilmu-ilmu kewirausahaan untuk membangun komunitas sekitarnya. Setelah selesai kuliah, kami harap anak muda ingin menjadi pebisnis bukan pegawai negeri sipil [PNS]," katanya.
Namun demikian, Johan mengatakan pihaknya akan berupaya membangun beberapa sektor usaha yang prospektif bagi UMKM Papua.
Beberapa sektor tersebut a.l. perikanan, perkebunan, dan pariwisata.
"Kami ingin mendorong pengusaha UMKM di bidang pariwisata dan perikanan. Untuk pariwisata, kami pernah membiayai pengusaha menghadirkan kapal cepat dari Sorong ke destinasi Raja Ampat. Beberapa mitra UMKM binaan kami juga menjalankan bisnis perkebunan kopi, kakao, dan pala," imbuhnya.
Outstanding balance Bank Papua mencapai Rp4 triliun dan sekitar Rp2,19 triliun di antaranya merupakan kredit produktif (pembiayaan UMKM).
Sedangkan total pembiayaan mencapai Rp12 triliun.